Ringkasan Khotbah 25 April 2010


Doa Yang Benar
(Lukas 22: 39-46)

Dalam membangun segala sesuatu, kita pasti akan memperhatikan fondasinya. Demikian juga dengan kehidupan rohani kita. Kematian dan kebangkitan Yesus merupakan fondasi bagi kita. Hukuman salib merupakan hukuman yang paling menakutkan. Kunci yang membuat Yesus dapat menanggung hukuman ini adalah pada saat Yesus ada di taman Getsmani. Doa memungkinkan bagi kita dapat menghadapi situasi-situasi yang sulit. Yang dapat kita pelajari dari Yesus mengenai doa yang benar, ialah:
1. Bagi Yesus doa itu adalah suatu kebiasaan (ay. 39). Ini dapat terjadi apabila ada suatu disiplin rohani yang dijalankan pada setiap saat bukan hanya pada waktu menghadapi masalah saja. Kita perlu doa seperti kita perlu udara untuk bernafas. Kalau kita ingin melihat kuasa Tuhan dinyatakan atas kita maka kita perlu membangun kehidupan doa kita.
2. Tujuan dari doa adalah supaya kita menang atas pencobaan (ay. 40). Kunci pertumbuhan rohani seseorang terletak pada bagaimana ia mempunyai hubungan dengan Tuhan.
3. Doa bersifat pribadi (ay. 41). Doa bersama atau doa kelompok itu baik, tetapi kita juga perlu membangun kehidupan doa pribadi.
4. Motivasi dalam doa adalah mengikuti kehendak Tuhan (ay. 42). Ketika kita berdoa, kita harus belajar mendengar dan melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan.
5. Melalui doa kita akan mendapat kekuatan (ay. 43). Ketika kita berdoa, kita akan dikuatkan dalam menghadapi tantangan dalam kehidupan ini.
6. Di dalam doa bisa terjadi pertempuran antara perasaan dan iman (ay. 44).

Doa yang benar akan dapat memampukan seseorang untuk melakukan kehendak Tuhan. Milikilah kehidupan doa yang benar, maka kita akan senantiasa dikuatkan dalam menghadapi masa-masa yang sulit ini. Amin

By: Pdt. Budi Setiawan - Minggu, 25 April ‘10