RH Senin, 27 September 2010

MENARUH HORMAT (1 Tesalonika 5: 12-15)

Menurut H.B. London, tokoh "Focus on the Family", kehidupan para hamba Tuhan diwarnai empat hal: kesepian, rasa terisolasi, rasa tidak aman, dan rasa tidak mampu. Penyebabnya, mereka dituntut banyak, tetapi dihargai terlalu sedikit. Mereka harus terlihat "tanpa dosa". Sedikit berbuat kesalahan membuatnya jadi bahan omongan. Sebaliknya, kerja keras dan pengorbanannya kerap dianggap biasa. Sudah lumrah. "Miskinnya pujian dan penghargaan membuat 80% pendeta pernah berpikir pindah dari gerejanya," ujar Jane Rubietta, penulis buku Bagaimana Memperhatikan Pendeta yang Anda Kasihi. Rasul Paulus mengajak jemaat Tesalonika menghormati para pemimpin yang telah berjerih payah membimbing mereka mengenal Kristus. Jemaat diminta menaruh hormat bukan karena pribadi sang pemimpin, melainkan karena mereka melakukan pekerjaan yang Tuhan percayakan kepadanya. Sudahkah Anda menaruh hormat pada mereka yang telah memimpin Anda mengenal Kristus? Mungkin mereka adalah para hamba Tuhan, sahabat rohani, orangtua, atau pembimbing rohani Anda. Bagaimana Anda bisa menunjukkan rasa respek dan dukungan secara nyata? Mana yang lebih sering Anda lakukan: menghargai atau mencela mereka?