RH SABTU, 20 Sept 2008

Bacaan Setahun: Dan. 5, 6; Maz. 130; Luk. 3
PERINTAH 10: JANGAN SERAKAH (1Timotius 6:3-10)

Seorang pemilik toko di sebuah kota bersikeras menolak untuk menerima suatu produk baru untuk dijual di tokonya. "Ingat, anak muda," kata pemilik toko kepada salesman itu, "di kota ini, setiap keinginan tidak selalu berarti kebutuhan." Mengacaukan antara keinginan dan kebutuhan berarti menuruti hasrat hati dan merupakan menjelasan mengapa kita seringkali didorong nafsu untuk memperoleh lebih dan lebih. Kita gagal melihat bahwa kepenuhan hidup yang terbesar tidaklah diperoleh dengan menumpuk harta benda, tetapi dengan mengenal Allah. Perintah Allah yang kesepuluh ini mungkin tampak sepele bila dibandingkan dengan pembunuhan, pencurian, berdusta dan perzinahan. Namun perintah ini sama mendasarnya dengan perintah-perintah yang lain dan merupakan jaminan akan damai sejahtera dan kepuasan atas apa yang dimiliki. Perintah ini merupakan satu-satunya perintah yang lebih menekankan pada sikap daripada perbuatan dan pengaman terhadap godaan untuk melanggar sembilan perintah yang lain. Keinginan untuk memperoleh lebih banyak kesenangan, kuasa, atau harta benda dapat menghancurkan hubungan antarpribadi dalam keluarga dan menyebabkan kita berdusta terhadap sesama.