RH Kamis 18 Februari 2010

Kamis, 18 Februari 2010

MENABUR KEBAIKAN (Ams. 11: 24-25) Di desa Arjasari, Bandung Selatan, terdapat sebuah gedung berlantai dua bergaya minimalis. Gedung megah menurut ukuran desa itu adalah perpustakaan. Bermula dari keinginan sederhana seorang tukang gorden keliling bernama Ayi Rohman untuk mendirikan perpustakaan bagi anak-anak di desanya. Mang Ayi, begitu ia biasa disapa, percaya bahwa sumber kemiskinan adalah kebodohan. Dan kebodohan bisa dientaskan dengan meningkatkan budaya baca masyarakat sekitar. Berawal dari 70 buah buku, berdirilah perpustakaan seadanya di ruang tamu rumahnya. Untuk menambah koleksi bukunya, Mang Ayi biasa menyisihkan hasil jualan gordennya. Sekarang, bantuan donatur telah mengalir; gedung permanen, koleksi buku yang terbilang lengkap, dan terutama minat baca anak-anak di desanya meningkat pesat. Mang Ayi tidak lagi berjualan gorden, ia total mengurus perpustakaannya. Dan yang tidak pernah ia bayangkan adalah kesejahteraannya justru meningkat. Tentu bukan berarti kita kemudian berbuat baik kepada sesama dengan prinsip memancing. Sebaliknya, yang ditekankan adalah jangan pelit berbuat kebaikan kepada orang lain. Sebab hukum Tuhan berkata bahwa dengan memberi, kita bukannya habis, melainkan justru akan mendapat.