RH Sabtu 20 Februari 2010

Sabtu, 20 Februari 2010

PENGGANTI ALLAH? (Kejadian 50: 15-21) Dari segi kepentingan, Yusuf "paling pantas untuk membalas". Tanpa berbuat salah, ia dijual demi kepuasan hati kakak-kakak yang iri kepadanya. Ia harus berpisah dari bapa yang sangat dikasihinya. Dari seorang anak yang sangat dilindungi, secepat kilat ia harus menyesuaikan diri untuk bekerja keras menaati peraturan bagi budak. Yusuf mengalami semua itu di Mesir. Kini, kakak-kakaknya sudah tak memiliki "tempat berlindung". Ayah mereka telah meninggal. Dalam ketakutan, mereka memohon agar Yusuf sudi mengampuni. Sebenarnya, itulah saat paling mudah bagi Yusuf untuk membalas dendam. Namun, Yusuf mengerti, pembalasan adalah hak Tuhan -- bukan haknya. Maka, ia tidak membalas kejahatan saudara-saudaranya itu. Sebaliknya, ia justru mengingatkan mereka bahwa semuanya itu ada dalam rencana Tuhan yang indah! Bagaimana pandangan kita tentang "pembalasan"? Belajar dari Yusuf, kita disadarkan bahwa kita tidak layak mengambil alih hak Tuhan. Bagian yang harus kita kerjakan adalah menyatakan pengampunan bagi sesama. Selebihnya adalah bagian Tuhan. Biarlah melalui pengampunan yang tulus, kita menyatakan kebaikan Tuhan terhadap orang yang telah berbuat salah kepada kita.