RH Rabu, 26 Mei 2010

TERJERAT KEJAHATAN SENDIRI (Ester 7: 1-10)

Kompas, 16 Januari 2010, memuat berita tentang pemalsu uang yang tertangkap di Kuala Lumpur. Pria ini tertangkap setelah memberi tip selembar uang 500 dolar AS pada pelayan hotel. Pelayan hotel yang merasa beruntung segera menukarkan uang itu. Akhirnya, si penukar uang segera memanggil polisi untuk menangkap sang pemberi tip. Sebab, pecahan tertinggi dolar AS adalah 100, bukan 500! Dari pria itu, polisi menemukan uang palsu senilai 66 juta dolar.

Tak selamanya korban kejahatan adalah orang lain. Ada saat di mana kejahatan menjerat pelakunya sendiri. Mengapa? Karena dalam tindak kejahatan tersimpan benih penghancuran diri pelakunya. Sejenak, pelaku kejahatan tampak kuat. Namun, benih penghancuran itu akan tumbuh. Apakah kita sedang merancangkan hal jahat? Berhentilah sebelum kejahatan itu menghancurkan diri sendiri. Memang ada saat-saat di mana kejahatan seolah-olah tampil perkasa, menggoda kita terlibat di dalamnya. Namun, kejahatan takkan bertahan selamanya, karena Allah masih bertakhta. Maka, daripada merencanakan kejahatan, mari berpihak pada kebenaran, yakni Allah sendiri.