RH Sabtu, 29 Mei 2010

KITAB YANG MELEMAHKAN? (Pengkhotbah 12: 13, 14)

Bagi para motivator atau pengajar di seminar-seminar pengembangan diri, yang selalu menekankan pentingnya berpikir positif, bersikap positif, dan berperasaan positif, Kitab Pengkhotbah bisa jadi dianggap sebagai kitab yang "melemahkan". Betapa tidak, salah satu kata yang paling kerap disebut dalam kitab ini adalah "sia-sia". Judul-judul perikopnya juga seolah-olah menggambarkan kemuraman hidup. Contohnya: "Segala sesuatu sia-sia", "Ketidakadilan dalam hidup", "Kesia-siaan dalam hidup", "Kesia-siaan kekayaan", dan "Nasib semua orang sama". Ya, sekilas Pengkhotbah tampak sebagai kitab yang pesimistis. Akan tetapi, benarkah demikian? Sebetulnya tidak juga. Sebab yang hendak diungkapkan Pengkhotbah adalah kefanaan hidup di dunia ini; bahwa dunia dan segala isinya akan berlalu. Penyadaran ini tentu sangat penting, sebab banyak orang yang tanpa sadar ingin hidup selama-lamanya di dunia ini; menumpuk kekayaan tanpa kenal batas, mengejar ilmu tanpa kenal henti. Bukan berarti itu semua tidak penting. Akan tetapi, ada yang jauh lebih penting, yakni "takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya". Kekayaan dan pengetahuan di dunia ini akan sia-sia belaka jika tidak diiringi oleh sikap takut akan Allah dan terlepas dari perintah-perintah-Nya.