RH Minggu, 08 Agustus 2010

WASPADA SEJAK DINI (Kejadian 4: 1-16)

Firman Tuhan hari ini berkisah tentang Kain yang iri dan marah kepada Habel karena persembahannya tidak diindahkan Tuhan. Sangat mungkin ia juga merasa malu, karena terjemahan bahasa Ibrani dari "muka muram" adalah "wajahnya jatuh". Wajah jatuh berarti tak punya muka. Tak punya muka berarti malu. Jadi, Kain menjadi iri, marah, dan sekaligus malu akibat Tuhan menolak persembahannya. Akibatnya, Kain melampiaskan kemarahan dan rasa malu serta iri hatinya kepada Habel. Kain membunuh Habel. Ini bukan tanpa peringatan Tuhan. Sebetulnya Tuhan sudah memperingatkan Kain, agar "berkuasa atas dosa yang sudah mengintip di depan pintu". Namun, agaknya kuasa dosa yang mengintip di pintu hati Kain yang marah dan malu itu terlalu besar untuk dapat ia kuasai. Hasilnya tragis: darah Habel tercurah ke tanah akibat pembunuhan yang dilakukan oleh kakak kandungnya.

Godaan si jahat harus kita kalahkan sejak awal; sejak godaan itu masih berupa benih. Itu jauh lebih mudah daripada kita mencoba mengalahkannya ketika godaan itu sudah menjadi pohon yang besar. Dosa besar berawal dari keinginan kecil.