RH Selasa, 03 Agustus 2010

BUAH KETEKUNAN (Ibrani 12: 1-3)

Saat berangkat dari rumah pagi-pagi, saya melihat siput itu di bawah pohon, merayap ke atas perlahan. Sejenak saya memperhatikan. "Kapan sampainya?" begitu pikiran saya. Padahal pohon itu juga tidak mulus; penuh gurat kulit pohon yang pecah, ada benjolan bekas dahan patah, juga lekukan. Namun, siput itu terus merayap, pelan tetapi pasti. Siangnya, sekembali ke rumah, saya melihat siput itu sudah berada di dahan atas. Untuk melihatnya, saya harus mendongakkan kepala. Sungguh sebuah pencapaian yang luar biasa, mengingat begitu perlahannya siput itu merayap dan begitu banyaknya "tantangan" yang harus ia lalui. Itulah buah ketekunan. Sayangnya dalam lingkup pelayanan dan hidup beriman, ketekunan itu tampaknya sudah semakin langka, digantikan mentalitas cepat bosan, mudah menyerah, tidak tahan uji. Maka, marilah kita mendasari pelayanan dan hidup beriman kita dengan mata yang tertuju hanya kepada Kristus.