Ringkasan Khotbah Minggu, 06 Februari 2011

Didikan dan Hajaran Tuhan adalah Alkitabiah
(Ibrani 12: 5-7)

Dihajar itu tidak enak dan mendapatkan didikan secara keras itu juga tidak menyenangkan, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa setiap anak Tuhan pasti pernah mengalami, dan mungkin sedang mengalami didikan dan hajaran Tuhan. Perlu diketahui bahwa didikan dan hajaran Tuhan itu adalah hal yang alkitabiah. Jika ada orang yang mengalami hal demikian, ini kesempatan untuk mengerti apa maksud dan rencana Tuhan dalam hajaran dan didikan Tuhan itu. Tiga perkara penting mengenai didikan dan hajaran Tuhan, yaitu:

1. Bukti hajaran Tuhan. Hajaran Tuhan itu adalah bukti bahwa kita anak-anak Allah (ay. 6a). Orang yang tidak pernah dihajar dan dibiarkan adalah bukan anak-Nya. Sebaliknya dihajar dan dididik pastilah anak-anak-Nya. Demikian dengan juga dengan anak kita. Hajaran Tuhan itu adalah bukti bahwa kita dikasihi-Nya (ay. 6b). Kalau kita dibiarkan mau apa saja boleh maka kita bukan anak, tetapikalau kita mengasihi anak kita, kita pasti menghajar anak kita. Jangan ada orang berpikir bahwa Tuhan menghajar karena tidak senang hati sama saya.

2. Apa tujuan Tuhan menghajar (ay. 10)? Tujuan Tuhan menghajar ialah untuk kebaikan kita supaya beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. Kalau dibiarkan hidup kita tidak kudus dan kalau dihajar supaya kembali ke dalam hidup yang kudus. Daud dulu menyimpang sekarang berpegang pada janji Allah (Mzm. 119: 67). Selain itu tujuan Tuhan menghajar juga supaya hidup kita bahagia (Ibr. 12: 11) dan untuk menyelamatkan kita dari api neraka (1 Kor.13: 2). Lebih baik dihajar dari pada masuk neraka.

3. Bagaimana sikap kita menghadapi hajaran Tuhan (Ibr. 12: 5)? Jangan menganggap enteng, hajaran Tuhan harus dihadapi dengan serius. Dan janganlah putus asa bila diperingatkan Tuhan, sebab Tuhan tidak pernah membuat kita mati. Pada saat kita sudah tidak mampu Tuhan pasti buka jalan jika kita berserah kepada-Nya. Ayub tidak putus asa mengalami kesusahan dan akhirnya Ayub dipulihkan oleh Tuhan.

By: Pdt. Henoch Wilianto - Minggu, 06 Februari 2011