Ringkasan Khotbah Minggu, 22 Mei 2011

Prinsip Dalam Ketaatan
(Ester 1: 11-17)

Banyak orang sering mengkritik kitab Ester , karena di dalam seluruh kitab ini tidak disebut nama Tuhan sekalipun. Mengapa demikian, ternyata ini beralasan; Ester hidup di lingkungan kerajaan kafir, dan kisah dalam kitab ini-pun menceritakan tentang cerita kerajaan. Dan dalam sebuah kerajaan dimanapun pasti selalu identik dengan sebuah ketaaatan. Perintah raja merupakan sesuatu yang penting dan harus ditaati, tetapi Wasti yang adalah ratu kerajaan melanggar perintah raja; sehingga hal itu membuat raja marah (geram). Ketidaktaatan tidak mendapat toleransi sedikitpun. Demikian juga di dalam Tuhan. Ketaatan juga merupakan hal yang inti dalam kerajaan Allah. Dan jika kita mengaku sebagai warga kerajaan Allah, maka tentulah ketaatan harus menjadi gaya hidup kita. Hari ini kita akan belajar 3 (tiga) prinsip di dalam ketaatan:

1. Ketaatan gagal jika tidak patuh pada otoritas tertinggi. Apa yang menyebabkan sebuah kegagalan dalam ketaatan; karena tidak menghargai. Wasti yang adalah ratu yang seharusnya menjadi teladan bagi rakyat malah melawan perintah raja. Hal ini juga sering terjadi dalam kehidupan kita; sering kali kita melawan kehendak Allah dalam hidup kita. Hal ini disebabkan karena kemanusiaan (kedagingan) kita lebih kuat (KPR 4: 18-19). Tuhan telah menebus kita, jadi Dia bebas memberi perintah kepada kita.

2. Terbiasa hidup dalam ketaatan (Est. 2:10,15). Wasti adalah ratu yang turun tahta karena ketidaktaatan; sedangkan Ester naik tahta karena ketaatan, dan hasilnya ia dikasihi oleh orang-orang disekelilingnya. Ada sebuah istilah asing untuk ketaatan, ”Hupako”: artinya mendengar sungguh-sungguh, tunduk dengan seksama (perhatian). Jadi, jika kita gagal mendengar dengan sunguh-sungguh maka kita akan gagal dalam melakukan perintah itu secara detail. Kitab Bilangan adalah kitab yang selalu dihindari oleh kebanyakan orang kristen, tanpa mereka sadari bahwa dalam kitab itu memiliki makna betapa detailnya sebuah Firman Tuhan itu. Nuh juga teladan dari manusia yang hidup dalam ketaatan dan melakukan perintah Tuhan secara detail (bahtera).

3. Ketaatan membawa hidup lebih baik dan kuasa (Est. 1:19). Wasti hanya karena ketidaktaatan dalam hal kecil ia dibuang. Ester, karena ketaatannya, ia memiliki pengaruh bagi lingkungannya. Selain itu dia juga memperoleh hak istimewa dalam kerajaan. Pertama, mempertahankan kehidupan; ketika ia menghadap raja tanpa dipanggil, seharusnya ia dihukum mati, tetapi tetap hidup. Ester menyelamatkan kehidupan bangsanya saat raja memberikan kuasa pada dia untuk membuat keputusan tentang bangsanya yang hendak dibinasakan. Kedua, ia mendapat harta benda milik haman (Est. 8: 7), Ester tidak memintanya, tetapi diberi oleh raja.

Bagaimana dengan kita sekarang? Ingin menikmati yang istimewa ... taatlah!! Amin

By: Pdt. Onna Tahapari - Minggu, 22 Mei 2011