Artikel

Berkat Yang Terabaikan

Suatu ketika sebuah pedati melintasi hutan dengan cepat dan hal itu membuatnya kehilangan salah satu jari-jari rodanya. Karena terburu-buru, pemilik pedati itu mengabaikan jari-jari yang terlepas itu, tapi ternyata tanpa satu jar-jari, roda di sebelah kanannya tidak bisa berjalan dengan baik. Kini pemilik pedati itu bingung di bagian hutan mana hendak dicarinya jari-jari itu. Pedati itupun berbalik arah menyusuri jejak yang telah dilaluinya. Pemiliknya mulai memperhatikan apa yang telah dilaluinya sambil bertanya kepada yang dijumpainya. Dihampirinya rumput-rumput liar, bunga-bunga cantik, burung-burung yang berkicau, semut-semut yang sedang mengumpulkan makanan, serangga kecil yang berterbangan dan kerikil-kerikil yang ada di sepanjang jalan. Semua keindahan alami itu terabaikan saat ia melintasi jalan tersebut dengan sangat cepat, sehingga ia tidak sempat menikmati ciptaan Tuhan di sepanjang jalan yang dilaluinya. Semua terasa berbeda, kini semuanya tampak menyenangkan. Rerumputan dan ilalang melambai-lambaikan tangan kepadanya; bunga-bunga menebarkan keindahan dan keharuman yang menyegarkan; semut-semut kecil berbaris sambil memberi salam; sayap serangga-serangga kecil bergetar, suaranya seperti genderang yang ditabuh; begitu pula dengan batu-batu di pinggir jalan yang tampak lebih indah tatkala diterpa sinar matahari. Semuanya sangat ramah kepadanya. Setelah lama berjalan akhirnya pemilik pedati itu menemukan kembali jari-jari rodanya yang hilang. Hari itu si pemilik pedati mengambil keputusan bahwa ia tidak akan tergesa-gesa dan berjalan terlalu kencang lagi dalam setiap perjalanan yang dilakukannya.

Kita seringkali berlaku seperti pemilik pedati yang berjalan terlalu kencang. Hati dan pikiran yang dipenuhi oleh target membuat kita terus berlari tanpa pernah menikmati apalagi mensyukuri berkat-berkat kecil yang menghampiri kita setiap hari. Kita kerap mengabaikan hal-hal kecil yang terjadi di setiap menit kehidupan kita, padahal itu akan memberi keindahan tersendiri dalam relung hati kita. Seringkali kesibukan membuat kita mengabaikan senyuman di bibir anak-anak kita; makan malam atau kejutan yang telah disiapkan oleh pasangan kita; atau telepon orangtua yang kita anggap membosankan. Kesibukan dan target membuat kita tidak lagi membelikan makanan kesukaan anak-anak kita; tidak memenuhi kerinduan belahan jiwa kita; atau mendoakan pergumulan orangtua dan saudara kita.

Berdiam dirilah sejenak.... ambilah waktu untuk menyelusuri waktu-waktu yang sudah kita lalui, supaya kita dapat menikmati keindahan anugerah yang Tuhan curahkan setiap hari. Adalah berkat yang besar jika kita masih bisa bernafas tanpa menggunakan tabung oksigen; adalah berkat yang besar jika kita masih bisa melihat anak-anak kita bertumbuh dengan sehat; dan adalah berkat yang besar jika kita masih memiliki orangtua yang bisa memperhatikan kita serta menasihati kita. Syukurilah berkat-berkat Tuhan yang kita nikmati setiap hari.