RH Minggu, 12 Juni 2011

REHAT DALAM KESIBUKAN (Keluaran 34: 21-28)

Ada minggu-minggu normal, ada minggu-minggu sibuk. Bangsa Israel hidup dalam budaya pertanian. Mereka pun mengenal musim normal dan musim sibuk. Masa yang paling sibuk tentu saja musim membajak dan musim menuai. Pada musim membajak, mereka harus memanfaatkan cuaca yang baik agar dapat menabur pada waktunya. Musim menuai paling ditunggu-tunggu, mendatangkan sukacita, tetapi sekaligus masa bekerja keras. Apabila melewatkannya, berarti tuaian rusak dan sia-sialah jerih payah mereka. Namun, firman Tuhan memerintahkan mereka untuk tetap memelihara hari Sabat, bahkan dalam musim membajak dan musim menuai! Mereka didorong untuk lebih mengutamakan persekutuan dengan Tuhan daripada kesibukan kerja ataupun sukacita karena tuaian yang melimpah. Pada masa normal, kita perlu rehat secara cukup dan teratur. Terlebih lagi pada masa sibuk! Bukan hanya rehat jasmani, melainkan juga terutama rehat rohani: menyediakan waktu untuk bersekutu dengan Tuhan. Dengan itu, kita menyadari kita tidak makan dari roti saja, tetapi juga dari firman-Nya. Kita menemukan Tuhan sebagai sumber kekuatan dan kreativitas dalam berkarya. Rehat pun menjadi rekreasi: masa pemulihan tenaga dan penyegaran jiwa.