RH 22 PEB'08

Bacaan setahun: Bil. 10,11; Mzm. 27; Mrk. 1
SATU-SATUNYA CARA MENOLONG (KISAH 12:1-19)
Saya melirik jam. Celaka, sudah pukul 13.45! Saya telah berjanji pada putri saya Lisa, yang akan bermain piano dalam kompetisi untuk mendapatkan beasiswa pada pukul 13.30, untuk berdoa baginya. Namun saya sibuk sekali sehingga lupa akan janji itu. Sekarang telah pukul 13.45. Saat ini ia tentu telah menyelesaikan permainan pianonya. Saya duduk dengan perasaan hampa yang dalam. Saya tahu bahwa satu-satunya cara membantu Lisa di tengah kompetisinya adalah dengan memohon kepada Allah untuk membuatnya tenang dan membantunya mengingat kembali musik yang telah dilatihnya.

Melalui peristiwa ini saya diingatkan tentang betapa pentingnya doa sebagai suatu mata rantai penghubung antara kita dengan orang-orang yang tidak dapat kita capai. Dengan berbicara kepada Tuhan mengenai kebutuhan orang yang kita kasihi, kita memiliki kesempatan yang unik untuk membuat suatu perubahan bagi hidup mereka—sekalipun kita tidak dapat hadir bersama mereka. Apapun situasi yang dialami oleh mereka, doa akan selalu merupakan cara yang efektif untuk mendukung dan memberi pertolongan kepada mereka.