KESAKSIAN

MUKJIZAT ITU NYATA

Pada bulan Desember 2006, mama saya divonis oleh dokter kandungan mengidap kanker rahim (ovarium cancer) Stadium III B. Dokter berkata jika tidak segera dioperasi maka kankernya akan cepat menyebar dan menjadi kanker yang sangat ganas (Stadium IV). Setelah musyawarah dengan keluarga maka kami memutuskan untuk dilakukan operasi secepatnya dengan biaya yang lumayan besar. Puji Tuhan, operasi yang dilakukan berjalan dengan lancar, hanya ada sedikit kendala pasca operasi. Setelah itu, mama saya harus menjalani 6 kali proses kemoterapi untuk mematikan sisa-sisa sel kanker yang menyebar ke organ-organ tubuh yang lain. Proses kemoterapi berjalan mulai akhir Desember 2006 hingga bulan April 2007 dengan biaya yang tidak sedikit. Seluruh Tabungan yang kami miliki habis untuk biaya pengobatan, bahkan kakak saya yang sulung sempat pergi ke pegadaian untuk menggadaikan perhiasan yang dia miliki. Seluruh mas-masan (gelang, kalung, cincin, dsb) yang diperoleh kakak saya waktu pernikahan pun sudah ’disekolahkan’ di pegadaian.

Setelah selesai menjalani 6 kali proses kemoterapi, dokter menyarankan untuk segera dilakukan evaluasi guna mengetahui apakah masih ada sel kanker yang tersisa. Hasil evaluasi yang dikatakan oleh dokter sangat mengecewakan dan membuat kami menjadi tawar hati. Kanker yang ada dalam rahim mama saya justru menjadi sangat ganas dan menyebar ke organ-organ tubuh yang lain (Stadium IV). Setelah itu dokter menyarankan untuk segera dilakukan operasi yang kedua, karena dari hasil observasi ditemukan penyebaran kanker sudah mencapai ke usus besar. Keluarga kami sudah tidak memiliki uang lagi untuk biaya operasi yang ke-2. Kami mencari pertolongan ke sana kemari bermaksud hutang kepada family yang lain, namun kami tidak mendapatkannya. Namun Tuhan itu baik, ada seorang kerabat lama yang mau memberikan pinjaman kepada kami agar mama bisa segera dioperasi (Operasi yang ke-2 dilakukan pada bulan Mei 2007). Seperti biasanya, setelah Operasi yang ke-2 ada prosedur wajib yang harus dilaksanakan, yaitu proses kemoterapi. Kami mencari pinjaman kesana-kemari untuk membayar biaya pengobatan yang luar biasa mahalnya, sehingga kami menanggung hutang yang sangat besar. Segala upaya medis yang dilakukan dokter dan pihak Rumah Sakit tidak membawa mama kepada keadaan yang lebih baik, tetapi justru kondisi kesehatan mama bertambah buruk. Singkat cerita pada bulan Agustus 2007 mama saya mengalami stroke. Dan 2 bulan kemudian, tepatnya pada tanggal 17 Oktober 2007 mama meninggal dunia.

Setelah mama meninggal, keluarga kami harus menyelesaikan hutang yang sedemikian besar, secara manusia kami tidak mampu melunasinya. Namun Tuhan yang kita sembah adalah TUHAN yang hidup, dia mengerti segala persoalan yang menjadi beban pikiran kita. Setelah selesai penguburan, saya dan keluarga menghitung uang dari hasil sumbangan saudara-saudara seiman pada waktu melayat di rumah duka. Hasilnya sungguh diluar dugaan! Dengan cepat kita bisa membayar semua hutang kepada family dan rekan serta kerabat-kerabat yang lain. Kami sungguh bersyukur kepada Tuhan atas Kasih Setia dan Rahmat-Nya kami bisa melunasi hutang yang kami tanggung. Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan Yesus Kristus Juru Selamat Kita. Amin
(Yusak)