KOTBAH

BERBUAH
(Yohanes 15:1-8)

Lambang dari bangsa Israel adalah pohon anggur. Hal ini menyatakan bahwa Tuhan memelihara bangsa Israel seperti pohon anggur dan Ia mengharapkan adanya buah-buah yang baik yang dihasilkan dari pohon tersebut. Dalam Yesaya 5:7 yang dimaksudkan dengan pohon anggur ini adalah bangsa Israel dan kaum Yehuda. Tetapi bangsa Israel telah gagal dan tidak menghasilkan buah-buah yang baik melainkan buah-buah yang asam. Dalam Yohanes 15: 1-8, Tuhan Yesus mengajarkan tentang pokok anggur yang benar. Ada tiga tokoh yang terlibat dalam perikop ini, yaitu: (1) Pokok anggur yang benar atau asli, yaitu Yesus. (2) Bapa sebagai pengusahanya. Sebagai seorang pengusaha, Bapa mengharapkan adanya buah yang lebat. (3) Setiap orang percaya adalah ranting-rantingnya. Tugas dari ranting adalah melekat pada pokok anggur dan menghasilkan buah yang lebat.

Setiap kita dibersihkan melalui firman yang telah kita baca dan dengar. Ketika kita mendengarkan firman Tuhan, kita tidak hanya dituntut untuk mengerti saja tetapi juga untuk melakukannya. Kita dapat menghasilkan buah yang baik jika kita melekat dengan sungguh-sugguh. Tetapi apabila kita melekat saja tanpa menghasilkan buah maka kita akan dikerat dan dipisahkan dari pokok anggur. Orang-orang yang melekat tetapi tidak menghasilkan buah adalah mereka yang sering mendengarkan firman Tuhan tetapi tidak melakukannya. Kalau kita melekat kepada Yesus maka kita akan memiliki kualitas karakter Kristus yang murni. Kualitas karakter tersebut ialah kerendahan hati dan saling mengasihi satu dengan yang lainnya. Adapun buah yang Bapa tuntut dalam hidup kita, adalah:

1. Buah pertobatan (Mat 3:8). Kita harus bertobat dari segala macam bentuk kejahatan atau dosa-dosa, termasuk yang tidak diketahui oleh orang lain.
2. Buah-buah roh (Gal 5: 22-23). Kasih kita tidak boleh menjadi tawar. Kalau kita memiliki kasih maka kita akan berusaha memberikan yang terbaik kepada orang lain. Kita juga dapat menjadi garam dan terang melalui kasih tersebut.
3. Buah penginjilan (Mat 28: 19). Semua orang memiliki kewajiban untuk memberitakan Injil dan menghasilkan buah-buah dalam hal ini.
4. Buah pelayanan. Kita tidak boleh memilih-milih pelayanan. Segala bentuk pelayanan harus kita terima dengan ucapan syukur.

Kalau kita melekat di pokok anggur yang benar, kita akan dapat menghasilkan buah-buah yang baik sehingga dapat dinikmati oleh orang-orang yang ada di sekitar kita. Amin


By: Pdt. Samuel Gandawijaya - Minggu, 13 Juli 2008