RH MINGGU, 7 Sept 2008

Bacaan Setahun: 2 Raj. 25; 2 Taw. 36; Yer. 40,41; Why. 12
DOA YANG TAK KONSISTEN (Yakobus 3:1-12)

Suatu pagi di sebuah meja makan, seorang ayah memimpin doa, memohonkan berkat Allah atas makanan yang dihidangkan. Dengan kalimat yang indah dan menawan ia bersyukur kepada Tuhan atas segala pemberian-Nya yang melimpah. Namun ketika ia mulai makan, sang ayah menggerutu tentang makanan yang dihidangkan. Anaknya yang masih remaja menyela. "Yah, menurut ayah, apakah Allah mendengar doa ayah tadi?" "Tentu," jawab sang ayah dengan yakin. "Dan apakah Dia juga mendengar keluhan ayah tentang daging dan kopi yang baru saja ayah ucapkan?" tanya anaknya. "Tentu saja!" serunya. "Kalau begitu, ucapan ayah yang mana yang dipercayai oleh Allah?" Wajah sang ayah lantas menjadi merah karena malu.

Seringkali dalam doa kita mengucapkan kata-kata yang indah, namun kata-kata tersebut tampaknya keluar dari puncak kepala kita. Tidak terungkap dari hati yang terdalam. Kita lupa bahwa apa yang kita ucapkan pada Allah harus konsisten dengan cara kita menjalani hidup. Marilah kita menghindari kemunafikan dalam hal bersyukur dan waspadalah terhadap doa yang tidak konsisten.