KOTBAH

PERNIKAHAN
(Efesus 5:25)

Keluarga adalah sekolah untuk mengenal Allah. Keluarga adalah cermin dari Allah. Kenapa Yesus disebut Anak Allah? Allah tidak diperanakkan dan memperanakkan, tetapi sebutan Anak Allah ada karena manusia telah kehilangan konsep tentang Allah. Pada saat hubungan antara Adam dan Hawa retak maka konsep manusia tentang Allah juga mulai rusak. Manusia hanya dapat mengenal Allah sebatas sebagai penolong atau pembebas saja. Pada saat Adam menyalahkan Hawa dan Hawa menyalahkan ular, pada saat inilah kutuk mulai masuk dalam kehidupan mereka.

Fakta menyatakan bahwa pada setiap tahun 200.000 pasutri bercerai. Hal ini menimbulkan suatu pertanyaan, apa yang menjadi dasar mereka membangun sebuah pernikahan? Pernikahan dapat menjadi kuat tergantung pada dasarnya. Dasar pernikahan adalah kasih dan asmara. Hellen Fisher dalam bukunya National Geographic menuliskan hasil penelitiannya. Cinta yang membara yang seringkali dirasakan oleh sepasang kekasih atau pasangan muda yang baru menikah disebabkan oleh suatu zat yang dihasilkan oleh hormon yang ada dalam diri manusia. Zat itu adalah Dopamin dan zat ini paling lama bertahan 4 tahun saja. Setelah zat ini habis, apabila pasangan tersebut memutuskan untuk tetap saling mengasihi, maka mereka masih tetap dapat merasakan kasih di antara mereka. Tetapi zat yang mempengaruhi bukan lagi dopamin melainkan oksitosin.

Kasih adalah keputusan dan mengasihi adalah perintah. Yesus memerintahkan untuk mengasihi Tuhan dan sesama kita (Mat. 22: 37-39). Setelah zat dopamin tidak lagi ada dalam kehidupan suami-istri tersebut, apabila mereka memutuskan untuk tetap saling mengasihi maka mereka akan terhindar dari perceraian. Perceraian dapat menyebabkan perlindungan Allah atas keluarga tersebut menjadi rusak dan kutuk masuk dalam kehidupan mereka.

Keputusan terbaik dan terpenting yang dapat diambil seorang pria dalam hidupnya adalah mengasihi istrinya. Karena tidak ada yang dapat membuat anak kita lebih berbahagia selain kita sebagai papa mama saling mengasihi. Hal terbaik dan terpenting yang dapat diberikan seorang pria kepada anaknya adalah mengasihi ibunya. Kita dapat mengerti kasih sejati apabila kita pernah disakiti. Pada waktu kita mengampuni musuh kita maka sesungguhnya kita sedang menyerahkan pembalasan kepada Allah kita. Amin

By: Pdt. Donny FT. - Minggu, 11 januari 2009