ARTIKEL

Dimanakah Tuhan?

Kala hidup kita menjadi kelabu, sepertinya kita sedang berjalan di dalam lembah kekelaman. Berbagai macam bahaya dan tekanan datang menerpa secara bersamaan, membuat kita menjadi takut. Kecemasan dan keputusasaan menjadi sarapan setiap pagi, ditutup malam harinya dengan insomnia dan kekalutan.

Dalam keadaan berat ini, kita hanya bisa berseru kepada Tuhan, tetapi sepertinya jawaban tidak kunjung datang. Malahan keadaan menjadi semakin berat, sampai pada satu titik, kita akan bertanya, "Dimanakan Tuhan?".

Sepertinya doa-doa kita menjadi kosong dan hanya sebatas langit-langit kamar. Bantal menjadi penampung air mata, bukannya kirbat Tuhan. Gereja hanya menjadi rutinitas dan Alkitab hanya menjadi penghias meja.

Biasanya, akan ada teman-teman kita yang datang silih berganti. Beruntung jika memiliki teman yang datang dengan kata-kata penghiburan. Berbagai harapan dan ayat Firman Tuhan akan menghiasi sedikit menit-menit bersama mereka. Namun ketika jawaban tidak kunjung datang, kata-kata pengharapan mereka menjadi tidak lebih dari sekedar puisi yang biasa terdapat di pembatas Alkitab. Setiap nasehat dan maksud baik mereka pun malah bisa menyakiti hati kita.

Ketika saat itu datang kepada Ayub, perkataan teman-temannya bukanlah menjadi jawaban. Ketika Ayub mencari Tuhan, namun sepertinya Tuhan menghilang. Tetapi ia terus mencari Tuhan dan mengetuk surga. Pengharapannya kepada yang tidak kelihatan lebih besar daripada masalahnya yang kelihatan. Ketika saat itu datang dalam kehidupan kita, bersikaplah seolah-olah hanya Tuhan yang mengerti bahasa dan doa hanya bisa di temui melalui jalan yang bertuliskan kesetiaan.

Ketika seorang cowboy mendaftar untuk asuransi, agen tersebut bertanya, "Apakah kamu pernah mendapat kecelakaan?"
"Tidak", jawab cowboy itu. "Tapi seekor kuda pernah menendang dua tulang rusuk saya musim panas lalu dan beberapa tahun yang lalu seekor ular menggigit tumit saya." "Bukankah itu yang disebut kecelakaan?", tanya agen itu dengan heran. "Ah, bukan dong," kata cowboy itu, "Mereka melakukannya tanpa sengaja!"

Hari ini, berhenti mengasihi diri sendiri. Kamu bukan sebuah kecelakaan dan hidupmu bukan ajang tabrak lari. Tuhan memperhatikanmu seperti biji matanya sendiri dan tak pernah membiarkanmu sendiri.

"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan."
Yeremia 29:11

JANGAN TAKUT GAGAL

Setiap orang tentu tidak pernah menginginkan hidupnya mengalami kegagalan. Didalam perjalanan hidup kita orang percaya, kegagalan bukanlah merupakan batu sandungan namun batu loncatan untuk menuju kedewasaan rohani. Yusuf contohnya salah satu teladan dalam alkitab bagaimana ia bisa mengambil banyak keuntungan justru dari perjalanan hidupnya yang berliku-liku dan kegagalan. Pertama ia gagal menyelamatkan dirinya dari kejahatan kakak-kakaknya yang iri kepadanya, kemudian dari kejahatan istri potifar sampai ia di jebloskan kedalam penjara. Sepertinya mimpinya yang besar jauh dari kenyataan hidupnya.

Namun Yusuf orang yang mengasihi Tuhan dan dikasihi Tuhan, penuh Roh sehingga setiap kesulitan dan kegagalannya dia tetap menjadi orang yang berhasil bahkan sewaktu jadi budak maupun didalam penjara Yusuf tetap berbeda. Dia tetap punya nilai plus. Sampai Yusuf menjadi orang top di Mesir, semua pengalamannya hanya batu loncatan untuk Yusuf dibawa ketempat yang lebih tinggi bersama Tuhan dan menjadi berkat bagi banyak orang. Dari semua pengalaman yang paling kita benci atau sesali atau ingin kita lupakan, merupakan pengalaman-pengalaman yang Allah ingin gunakan untuk menolong orang lain. Pengalaman-penagalaman itulah pelayananan kita!!!

KEGAGALAN BERSIFAT SEMENTARA.
KEGAGALAN BUKANLAH AKHIR DARI SEGALANYA,
KECUALI JIKA ANDA MEMANG MENGINGINKANNYA DEMIKIAN. ANGGAPLAH BAHWA KEGAGALAN ADALAH
SARANA UNTUK BELAJAR.

“ Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau,
janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu;
aku akan meneguhkan bahkan akan menolong engkau;
Aku akan memegang engkau dengan tangan kananKu
yang membawa kemenangan “
(Yesaya 41: 10).

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu
untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia,
yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Roma 8:28