KOTBAH

1=0 ?
(Yohanes 6:1-15)

Dalam kehidupan ini, kita sering bersikap 1=0. Contoh nyata seperti yang dialami oleh para murid Tuhan Yesus, yaitu Filipus dan Andreas. Filipus menganggap apa yang ada padanya tidak ada artinya, sekalipun yang dimiliki sangat banyak – dua ratus dinar (ay. 7). Sedangkan Andreas menganggap yang ada sangat sedikit sehingga tidak ada artinya. Dalam kehidupan kita, hal ini juga kita alami. Kita sering menganggap bahwa apa yang ada pada kita tidak memiliki arti atau berpikir 1=0. Kita selalu menganggap kurang. Tiga hal yang menyebabkan kita bersikap seperti ini, adalah:
a. Selalu berfokus kepada besarnya masalah, persoalan dan kebutuhan hidup.
b. Meremehkan atau memandang rendah apa yang Tuhan telah berikan kepada kita.
c. Tidak melibatkan Yesus dalam menghadapi masalah.


Bila kita selalu memandang 1=0, maka akan berakibat:
a. Kekuatiran.
b. Ketakutan.
c. Kehilangan sukacita.
d. Sakit penyakit berdatangan: maag, migrain, stress, jantung, gula, tensi naik, dll.

Ada dua solusi agar kita tidak selalu menganggap 1=0, yaitu:
a. Pandanglah Tuhan Yesus Juruselamat kita. Sebab Ia tahu apa yang akan dikerjakan-Nya dalam hidup kita (ay. 6).
b. Serahkanlah keadaanmu kepada Yesus. Kita harus menyediakan waktu untuk berdoa dan pasti ada jalan keluar (ay. 11).

Jessica Cox adalah seorang wanita yang tidak memiliki tangan. Tetapi di dalam kekurangannya secara fisik, ia tidak menganggap 1=0. Ia masih bisa mengerjakan segala sesuatu dengan apa yang dimilikinya, yakni kaki. Jessica dapat menyisir rambutnya, menulis, mengetik, berenang, karate, mengemudikan mobil bahkan pesawat kecil dengan kakinya. Demikian juga dengan Nick Vujisic yang tidak mempunyai kaki dan tangan. Ia tidak menganggap apa yang ada padanya sama dengan nol. Apakah hidup saudara lebih berat dari kedua orang tersebut? Sesungguhnya apabila kita mau selalu bersyukur maka apa yang ada pada kita tidak sama dengan 0.Amin

Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan
percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;
Mazmur 37:5

. By: Pdt. Henoch Wilianto- Minggu, 15 Februari 2009