Artikel

Jadilah Istri atau Suami, Sahabat, Kekasih dan Belahan Jiwa

Anda bukan hanya ditakdirkan menjadi suami atau istri tetapi lebih dari itu, anda juga harus menjadi sahabat, kekasih dan belahan jiwa. Jadi bukan hanya sebagai istri atau suami tapi juga sebagai sahabat, kekasih dan belahan jiwa maka kebersamaan akan terasa indah, baik sesudah dan sebelum menikah.

Mengapa tidak hanya menjadi suami atau istri tetapi harus menjadi sahabat, kekasih dan belahan jiwa? Hal ini karena dalam pernikahan akan banyak sekali masalah yang timbul karena kebersamaan ini.

Dengan menjadi SAHABAT, dalam kebersamaan diharapkan orang bisa saling terbuka membicarakan masalah yang dialami secara "blak-blakan" tanpa rasa canggung, prasangka dan saling mempercayai. Lihatlah kehidupan dalam persahabatan, mereka hidup berjauhan tetapi bisa saling bertemu untuk meneguhkan dalam pembicaraan, sharing dan bahkan adu pendapat tetapi tetap saling membangun karena ada kepercayaan bahwa apa yang "diperdebatkan" demi kebaikan dan hasil dari "perdebatan" tidak mempengaruhi persahabatan. Sahabat adalah relasi yang saling membangun, meneguhkan dan bahkan menegur agar kebaikan dicapai.

Jika suami isteri bisa hidup sebagai SAHABAT maka pertengkaran pasti akan bisa diselesaikan dengan baik karena dalam persahabatan tidak mencari keuntungan sendiri.

Di samping sebagai sahabat dalam hubungan suami istri juga harus sebagai KEKASIH. Kekasih adalah masa sebelum ada ikatan dalam perkawinan atau masa pacaran. Jika suami istri hidup sebagai kekasih, maka keinduan selalu ada dan keinginan untuk bertemu selalu "menghantui" bahkan akan terasa sepi jika tidak ada relasi diantara berdua. Kekasih selalu akan nampak baik dan indah karena di sana selalu dipenuhi oleh cinta yang membara.

Jika dalam perkawinan "sifat" pacaran sebagai kekasih ada maka kebaikan pasti selalu ada karena setiap dari mereka tetap menjaga untuk selalu rukun dan saling belajar untuk melengkapi satu dengan yang lainnya bahkan dalam banyak masalah selalu dibicarakan dalam suasana yang mesra karena takut saling menyakiti. Maka selalulah memandang istri atau suami adalah sebagai kekasih hati dan selalu menjadikan mereka sebagai yang paling berharga.

Setelah sebagai sahabat dan kekasih, jadikan suami atau istri anda sebagai BELAHAN JIWA. Jika orang memperlakukan isterinya sebagai belahan jiwa maka "ketergantungan" akan selalu ada dalam diri mereka bahwa tanpa suami atau isteri maka akan ada hal yang kurang bahkan hidup menjadi tidak sempurna.

Belahan jiwa adalah inti peran paling sentral dalam setiap perkawinan. Dengan berani menjadikan istri atau suami sebagai belahan jiwa maka dapat dipastikan kehidupan bersama akan menjadi lebih baik karena mereka tidak akan saling menyakiti tetapi saling menjaga dan menyempurnakan. Maka selalulah memandang istri atau suami sebagai belahan jiwa atau dalam bahasa jawa adalah "garwo" atau "sigaraning nyowo". Suami atau istri adalah separo dari nyawa atau kehidupan mareka yang telah menikah.

Maka jika ada masalah dalam keluarga, ingatlan sakramen pernikahan Anda dimana hati Anda telah dibelah dan separo dari hati Anda dikorbankan kepada Allah dan diganti dengan separo hati pasangan Anda.

Jika peran suami atau istri telah dilengkapi dengan peran sebagai SAHABAT, KEKASIH dan BELAHAN JIWA, maka perkawinan akan terasa indah dan menyenangkan karena diantara satu pribadi dengan pribadi lainnya yang telah disatukan dalam sakramen akan selalu bisa menjadi tumpuan dalam kehidupan mereka.

Selamat membangun keluarga berdasarkan peran sebagai suami atau istri, sahabat, kekasih dan belahan jiwa. Jika ada masalah selalulah ingat kalau Anda sedang bersama dengan sahabat Anda, kekasih Anda dan bahkan Jiwa Anda sendiri.
Tanpa istri atau suami hidup akan menjadi sangat berbeda bahkan menjadi sangat menderita.