RH Jumat, 30 Juli 2010

AIR SUSU DIBALAS AIR TUBA (Yehezkiel 16: 1-22)

Peribahasa "air susu dibalas air tuba" tentu sudah kerap kita dengar, dan kita merasa tak mungkin membalas kebaikan seseorang dengan kejahatan. Yerusalem membalas kebaikan Tuhan dengan perbuatan-perbuatan yang menyakiti hati-Nya. Yerusalem adalah ibarat bayi yang dibuang orangtuanya. Dengan belas kasih, Tuhan memelihara dan membesarkannya. Bahkan, sebagai wujud kasih yang dalam, Tuhan "memperistri" Yerusalem. Namun, apa balasan Yerusalem? Segala kebaikan dan tanda kasih Tuhan "dihambur-hamburkan untuk para kekasihnya", yaitu dengan menyembah segala berhala sesembahan bangsa kafir.

Gereja saat ini juga kerap bertingkah seperti istri yang tidak setia. Yakni ketika ia membiarkan pola hidup duniawi merasuk dan merusak jemaatnya. Ketika jemaat Tuhan hidup demi kesenangannya sendiri, bukan menyenangkan Tuhan. Sebagai manusia baru yang telah ditebus oleh darah Tuhan Yesus, selayaknya kita menjauhi dosa, serta melayani Tuhan dan sesama dengan penuh kasih. Dengan demikian kita tak membalas kasih-Nya dengan "air tuba", tetapi juga dengan sesuatu yang menyukakan-Nya.