RH Jumat, 03 Desember 2010

ORANG KEPERCAYAAN (Matius 4: 18-22)

Ada sebuah acara televisi yang berjudul "The Apprentice" (Sang Murid). Di sana para peserta bersaing menunjukkan keahlian untuk menjadi orang kepercayaan Donald Trump, salah satu orang terkaya di dunia. Tentu saja para pesertanya adalah orang-orang berpendidikan yang terseleksi secara ketat. Dan, yang menjadi juara sudah pasti adalah seseorang yang memiliki potensi besar di dunia bisnis. Demikianlah wajarnya sikap seseorang ketika mencari orang kepercayaan. Mencari yang berpotensi, atau yang sudah jelas berprestasi. Namun, Yesus tidak demikian. Dia malah memilih orang-orang "biasa" untuk menjadi orang-orang kepercayaan-Nya. Kuncinya satu saja, yaitu "meninggalkan jala dan mengikuti Dia". Dengan kata lain, tidak lagi bergantung pada kemampuan sendiri, tetapi menyerahkan diri untuk dipakai sepenuhnya oleh Dia. Kita mungkin pernah atau sedang merasa rendah diri karena merasa tidak sehebat orang lain. Akibatnya, kita tidak berani terlibat dalam pelayanan atau hal lain. Keberhasilan pelayanan kita mutlak karena Tuhan yang menolong. Biarlah kesadaran akan campur tangan Tuhan melandasi semangat pelayanan kita, di mana saja, kapan saja. Orang yang merasa hebat tak dapat dipakai Tuhan. Sebab ketika berkarya ia bisa tidak mengijinkan Tuhan ikut terlibat.