Ringkasan Khotbah 21 November 2010

Ibadah Yang Sejati
(Mazmur 84: 1-13)

Mazmur ini dikarang oleh bani Korah, dari suku Lewi keturunan Kehat (Kel. 6: 20) yang melawan Musa (Bil. 16: 1 – 17: 3). Namun setelah Bait Allah dibangun, bani Korah ikut melayani. Mazmur ini dibagi menjadi 3 bait, tiap bait ditandai dengan kata ”Sela” yang dalam pembacaannya adalah istirahat untuk menarik nafas. Setiap bagian bait diberi ucapan berbahagialah memiliki penekanan khusus yang memberikan pengertian tentang ibadah yang sejati. Ibadah sejati, ialah:

1. Ibadah yang sejati dimulai dari sikap hati merindukan Tuhan (ay. 1-5). Maksudnya perasaan yang sangat rindu, sehingga tidak bisa menahan diri atau tidak bisa menguasai diri. Tanpa sikap hati yang rindu kepada Tuhan, kita akan melakukan ibadah secara liturgi, formalitas, dan ritual yang hanya sebatas upacara keagamaan. Jika kita memiliki sikap hati yang rindu, dimanapun kita berbakti, siapapun yang melayani, kita akan mendapat kesegaran rohani. Tetapi jika sebaliknya semuanya bisa menjadi hambatan ibadah kita.

2. Ibadah sejati adalah sepanjang umur hidup (ay. 6-9). Ibadah yang sejati tidak dibatasi saat berada di bait Allah saja, tetapi selama perjalanan hidup kita adalah ibadah. Ibadah tidak hanya di ruang ibadah, atau hanya pada jam ibadah. Sepanjang umur kita adalah ibadah. Saat bekerja, belajar, semua aktifitas kita di manapun, kita dapat gunakan sebagai sarana ibadah. Ada 4 berkat bagi orang yang beribadah, yaitu mendapat kekuatan baru (ay. 6); mendapat mujizat (ay. 7a); mendapat berkat baru (ay. 7b); mendapatkan kekuatan dan semangat baru (ay. 8; Yes. 40: 31)). Ibadah tidak terbatas di dalam gereja saja, mengunjungi yatim piatu dan janda-janda juga merupakan ibadah yang murni (Yak. 1: 27).

3. Ibadah adalah pelayanan (ay. 10-13). Setiap orang yang beribadah seharusnya mengambil bagian sesuai talentanya, sesuai panggilannya dan tugas yang dipercayakan kepadanya. Berkat orang yang sungguh-sungguh beribadah dan melayani (ay. 12) yaitu: mendapat kasih, kemuliaan dan kebaikan. Jadi marilah kita mengambil bagian dalam pelayanan sesuai dengan talenta dan panggilan kita masing-masing. Lakukanlah sebagai ibadah kepada Tuhan bukan dengan sedih atau terpaksa. Amin

By: Pdt. Henoch Wilianto - 21 November 2010