RH Jumat, 01 April 2011

MENGGANTI POSISI TUHAN? (Yesaya 29: 15-16)

Henry Morehouse adalah seorang pendeta muda yang dipakai Tuhan secara luar biasa. Ribuan orang datang untuk mengalami mujizat Tuhan dalam ibadah yang ia pimpin. Sampai suatu kali, dalam sebuah acara besar yang diadakan, semuanya tampak begitu "biasa". Tak ada hadirat atau lawatan Tuhan, tak ada mujizat Tuhan, tak ada kuasa Tuhan yang mengalir. Ini membuat Henry sedih. Ia berdoa dan bertanya kepada Tuhan mengapa hal itu bisa terjadi. Tuhan menjawabnya dengan membawanya melewati sebuah jalan yang penuh spanduk tentang acara tersebut. Rupanya, yang dibesar-besarkan bukan lagi nama Tuhan, melainkan namanya sendiri. Kita mungkin juga pernah mengalami hal serupa. Saat Tuhan mulai memakai kita dengan luar biasa dan banyak jiwa diberkati lewat pelayanan kita, maka kita bisa terjebak dalam kesombongan. Kita tak lagi melihat bahwa pelayanan kita berhasil karena Tuhan - bukan karena diri sendiri. Tatkala kita mulai meninggikan diri maka Tuhan akan berdiam diri. Apalah artinya kita melayani dengan sangat baik, tetapi tidak memberkati jiwa-jiwa? Adakah Tuhan masih terus menjadi pusat dari setiap pelayanan kita? Ataukah kita tengah menggeser posisi Tuhan dan "mendudukinya"? Kini saatnya bertobat, agar pelayanan kita kembali menjadi berkat.