RH Minggu, 10 April 2011

NASIB KELELAWAR (Galatia 5: 16-26)

Dalam dongeng Aesop, suatu saat pasukan burung dan pasukan binatang buas berperang. Kelelawar mengamat-amati. Saat pasukan burung menang, si kelelawar mengaku-aku dirinya burung. Sebaliknya, saat pasukan binatang buas berjaya, ia mengaku-aku dirinya binatang buas. Sayang, muslihatnya ketahuan. Ia pun dibenci, baik oleh burung maupun oleh binatang buas. Sejak saat itu kelelawar suka menyembunyikan diri pada siang hari, dan baru keluar untuk mencari makan pada malam hari.

Dalam peperangan, tidak mungkin kita menjejakkan kaki sekaligus di atas dua kubu yang berlawanan. Begitu juga dalam mengikut Kristus Yesus. Mengikuti Kristus berarti meninggalkan segala sesuatu yang berlawanan dengan Dia. Mengikut Kristus memberi kita kuasa atas dosa dan kedagingan. Bukan berarti kita tidak akan lagi mengalami pencobaan; sebaliknya, pencobaan terhadap kita malah akan semakin intensif. Namun, sekarang kita bukan lagi tanpa daya, melainkan dimampukan untuk menolak dan melawannya.