KHOTBAH

THE POWER OF LOVE
1 KORINTUS 13:13
Apakah yang begitu mendasar dan penting dalam kekristenan yang tidak kita ketahui namun kita anggap kita sudah tahu? Jawabannya adalah KASIH. Apa yang harus kita ketahui tentang kasih?

I. Kasih membuat iman menjadi bekerja secara efektif.
Firman Tuhan mengatakan bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus, iman bekerja oleh kasih. Iman tidak dapat bekerja dengan efektif jika tidak ada kasih. Kasih diperlukan untuk membuat iman bekerja. Iman bergantung pada kasih. Itu sebabnya betapa powerfulnya kasih itu. Mengapa kasih itu begitu powerful?
a. I Yoh 4:8 mengatakan, “ Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.”
b. Karena orang dunia akan tahu bahwa kita adalah murid-murid Kristus jika dan hanya jika kita memiliki kasih (Yoh 13:35 “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.") Bukan karena kita memiliki iman atau pengharapan.
c. Karena kasih lebih besar dari pada iman dan pengharapan (1 Korintus 13:13, “Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.”)
Ibrani 11:11 “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” Iman tidak dapat bekerja tanpa mengharapkan sesuatu. Setelah mengharapkan sesuatu dan mempercayainya dalam Tuhan, maka iman baru bekerja. Sekalipun Kita beriman tetapi jika tidak ada kasih maka iman tidak dapat bekerja dengan efektif.

II. Kasih adalah sebuah kekuatan yang mampu mengubah kehidupan.
Banyak sekali kesaksian atau contoh yang menyatakan bahwa kasih mampu mengubah kehidupan seseorang dari yang paling buruk sekalipun menjadi lebih baik. Kasih mampu meluluhkan hati orang lain dan mengubah kehidupannya.

III. Lawan dari kasih bukan Benci tetapi Acuh tak acuh.
Ketika seseorang mengasihi, ia menganggap orang lain itu sesamanya yang layak untuk mendapatkan perhatian yaitu kasihnya. Demikian juga ketika seseorang membenci, ia memandang orang lain adalah sesamanya yang pantas mendapatkan perhatian yaitu kebenciannya. Tetapi ketika seseorang acuh tak acuh maka ia tidak memandang orang lain itu sebagai sesamanya yang layak untuk mendapatkan perhatian. Lukas 10:29-37 menceritakan bahwa sekalipun orang Samaria dan Yahudi bermusuhan, namun teladan yang diberikan oleh orang Samaria yang tidak memandang suku itulah yang dikehendaki Tuhan Yesus. Pria itu hanya memandang bahwa orang yang dirampok itu merupakan sesamanya manusia. Amin