KOTBAH

KELEMAAN KITA ADALAH KEKUATAN KITA
(1 KORINTUS 1:25-31)

Ada perbedaan yang besar antara pikiran Allah dan pikiran kita tentang kelemahan dan kekurangan kita. Bagi kita, kelemahan, kekurangan dan ketidakmampuan kita adalah alasan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan bagi Tuhan, kelemahan, kekurangan dan ketidakmampuan kita adalah alasan mengapa Allah memilih kita (ayat 26). Itu sebabnya tidak ada satupun dari kita yang tidak bisa dipakai bahkan diberkati oleh Tuhan. Lihatlah beberapa contoh sepanjang sejarah: Gideon, orangnya penakut tetapi dapat dipakai Tuhan; Musa, tidak bisa bicara tetapi dapat dipakai Tuhan; Orang-orang kusta dipakai untuk menjarah perkemahan musuh; Dwight L. Moody, hamba Tuhan untuk KKR-KKR besar; dsb.
Alasan Tuhan memakai orang-orang yang bodoh, orang-orang yang tidak berarti, orang-orang yang memiliki kekurangan adalah:
1. Supaya tidak ada seorangpun manusia yang bisa memegahkan diri di hadapan Tuhan (ayat 29). Bukan karena kita hebat, kita dipakai Tuhan. Semua karena anugerah Tuhan. Zakharia 4:6 berkata,“Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.”
2. Sebab hanya dalam kelemahan KUASA TUHAN menjadi sempurna (2 Kor 12:7-10). Allah tidak mau memakai orang yang pandai, berbakat dan kaya kecuali mereka menanggalkan semua kehebatannya itu. Orang-orang hebat, orang yang bakatnya banyak tidak bisa dipakai Tuhan sampai mereka menanggalkan ketergantungannya pada semua kehebatannya itu dan bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Paulus yang hebat dan yang luar biasa pandainya itu, BISA dipakai Tuhan, karena ia menyadari bahwa semua pelayanannya dilakukan bukan karena kehebatan dan kepandaiannya, tetapi dengan kekuatan Allah (1 Kor. 2:1-5).
Jangan pernah bergantung pada kekuatan manusia dan kehebatannya tetapi bergantunglah pada kekuatan Allah. Yeremia 17:5-8 menyatakan, Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk. Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.” Amin.
By. Pdt. Henoch Wilianto - Minggu, 20 April 2008