RH JUM'AT, 2 Mei 2008

Bacaan setahun: 1 Taw. 16; Mzm. 106; Mat. 19
APA YANG DIKEHENDAKINYA? (1RAJA 4:29-34; 11:4-6)
Setelah 17 tahun menjadi orang tua, saya pikir saya tahu apa yang paling bernilai tentang anak-anak saya yaitu hubungan kami. Sungguh, rasanya menyenangkan sekali ketika mereka berhasil mencetak angka dalam pertandingan basket atau memainkan musik yang indah dengan piano. Saya senang sekali ketika mereka memperoleh nilai pelajaran yang baik atau menulis sesuatu yang hebat dalam rangka memenuhi tugas sekolah. Dan sangat membahagiakan bila orang berkata betapa baiknya mereka tampil atau bertingkah laku di depan umum. Namun yang membuat ayah yang letih tetap mendidik dan menjagai anak-anaknya sebenarnya—setelah bekerja keras seharian, memperbaiki bak cucian yang bocor, membaca buku atau membantu tugas sekolah mereka—adalah senyuman yang penuh kasih, pelukan yang hangat dan empat kata pilihan: "Aku mengasihi engkau, ayah." Bila suatu hari kelak, anak-anak saya tetap memiliki kasih, perhatian, hubungan yang saling memahami dengan saya, maka saya adalah seorang ayah yang berbahagia.
Demikianlah sebenarnya hubungan antara Allah dan kita. Dia menghendaki kita terus menerus memelihara hubungan denganNya agar semakin kuat lebih daripada yang lain. Itulah sebabnya sangat menyedihkan membaca riwayat Salomo. Ia memiliki semuanya. Namun ia kemudian memutuskan hubungan dengan Allah dengan ketidaktaatan. Ia adalah raja yang bijaksana, penuh kuasa dan kaya raya. Namun ketika ia meninggalkan Allah, semuanya menjadi tidak berarti. Apa yang sangat dikehendaki Allah dari kita? Sebuah hubungan yang penuh kasih!