KOTBAH

KETAATAN HIDUP
(Hakim-hakim 3:12-13)

Ada 4 kebenaran dalam firman Tuhan ini.

I. Naik turunnya ketaatan dan kasih setia manusia kepada Tuhan berdampak langsung terhadap kualitas hidupnya. (ayat 12)
Firman Tuhan mencatat ketika orang Israel melakukan lagi apa yang jahat di mata Tuhan. Lalu Eglon, raja Moab, itu diberi kuasa Tuhan atas orang Israel. Begitu ada pelanggaran langsung ada konsekwensi bagi yang melakukannya. Naik turunnya ketaatan orang Israel berdampak langsung terhadap kualitas hidup orang Israel. Fluktuasi ketaatan – fluktuasi kasih setia kita kepada Tuhan sangat mempengaruhi kualitas hidup kita. Ketika orang Israel hidup benar di hadapan Allah, negeri itu aman 40 tahun (ayat 11). Namun, ketika mereka melakukan yang jahat di mata Tuhan, maka yang aman berubah menjadi tidak aman lagi. Naik turunnya kualitas hidup manusia sangat ditentukan oleh sikap, kelakuan dan ketaatan manusia kepada Tuhan.

II. Waktu keadaan aman dan nyaman berhati-hatilah
Empat puluh tahun Tuhan memberikan keamanan, kenyamanan, kesejahteraan dan kemakmuran tetapi pada saat itu justru orang Israel melakukan lagi apa yang jahat di mata Tuhan. Berhati-hatilah dengan keadaan yang nyaman dalam hidup kita, karena bangsa Israel justru sering kembali kepada kehidupan yang lama pada saat mengalami kemakmuran dan kenyamanan. Bukan pada saat masalah dan persoalan datang!

III. Kembali kepada dosa menyebabkan kita kehilangan kebanggaan hidup (ayat 13)
Kota Yerikho adalah kota yang indah. Di sana banyak pohon korma karena ada dua sumber mata air yang mengaliri kota itu. Kota yang indah dan simbol kebanggaan inilah yang hilang diambil oleh musuh di jaman itu. Kalau kita kembali kepada kehidupan lama, maka seluruh kebanggaan hidup kita akan direbut oleh musuh. Ingat Istri Lot. Ia tidak rela kehilangan kota Sodom yang ada di belakangnya. Akhirnya ia kehilangan nyawanya.

IV. Pertobatan adalah kunci pemulihan (ayat 14-16)
Setelah 18 tahun dijajah Eglon, lalu berserulah orang Israel kepada Tuhan, maka Tuhan membangkitkan seorang penyelamat yakni Ehud. Lewat Ehud, Tuhan mengembalikan lagi kota pohon korma itu. Kota kebanggaan bangsa Israel. Kita bersyukur memiliki Tuhan yang selalu memberikan kesempatan kedua dalam hidup kita. Apapun keadaan kita, Tuhan sanggup memulihkan keadaan kita.

EHUD adalah (a.) Orang Benyamin. Suku Benyamin adalah suku yang dikenal sebagai suku “Kekasih Tuhan” (Ul 33:12). Suku yang dekat dengan Tuhan. (b.) Seorang yang kidal. Kidal di jaman itu dipandang sebagai orang yang unik, aneh, antik. Benyamin artinya The son of My right hand (Tangan kanan Tuhan). Jadi agak aneh kalau semua orang biasa pakai tangan kanan tetapi Ehud menggunakan tangan kiri. (c.) Punya pedang bermata dua. Dengan pedang bermata dua, Ehud mampu mengalahkan musuh. Apakah pedang bermata dua itu? baca: Ibr. 4:12. Kalau iblis menggoda kita lawanlah dengan pedang bermata dua, yaitu Firman Tuhan. Amin
By: Pdt.Henoch Wilianto - Minggu, 18 Mei 2008