RH SENIN, 26 Mei 2008

Bacaan setahun: Ams. 1-3; Rm. 7
Yang tidak kita butuhkan (1Timotius 6:6-11)

Pada abad kelima, seorang bernama Arsenius memutuskan untuk hidup suci. Oleh karena itu ia meninggalkan kenyamanan hidup di lingkungan masyarakat Mesir dan menjalani kehidupan yang keras di padang pasir. Namun setiap kali ia mengunjungi kota besar Alexandria, ia menghabiskan waktu dengan berkeliling menyusuri pasar. Ketika ditanya mengapa ia melakukan hal itu, ia menjelaskan bahwa hatinya bersukacita melihat semua barang-barang yang tidak ia butuhkan.
Suatu hal yang sulit bagi kita untuk menyatakan dengan tulus bersama Rasul Paulus, "Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah". Dalam perjuangan kita melawan budaya materialisme yang menggiurkan, marilah kita meneladani Arsenius. Pada saat kita berjalan menyusuri toko-toko dan pasar-pasar, kita juga dapat bersukacita saat melihat semua barang yang tidak kita butuhkan. Itu barulah langkah pertama. Langkah berikutnya adalah menjadi lebih bijaksana dalam mengatur pengeluaran kita, lebih banyak memberi kepada orang lain, dan lebih banyak mempersembahkan apa yang telah Allah berikan kepada kita.