RH MINGGU, 1 Juni 2008

Bacaan setahun: Ams. 19-21; Rm. 13
Mengapa saya? (ayub 1:13-22)

Putra Kolonel Bill Kehler adalah seorang Kristen yang taat dan memiliki masa depan yang cerah. Ia sedang menyelesaikan pendidikan di Akademi Angkatan Udara di Colorado ketika ia tewas dalam sebuah latihan pemboman. "Mengapa harus Tim?" tanya seorang pemuda yang juga cacat karena kecelakaan lalu lintas. Kehler menjawab, "Mengapa tidak?"

Musibah dan malapetaka memperdaya kita dengan pikiran-pikiran logis seperti: "Mengapa saya? Jika Allah mengatur segala sesuatu dan kita telah berusaha untuk hidup berkenan di hadapanNya, mengapa Dia tidak menghindarkan kita dari penderitaan?" Iblis telah berupaya sedemikian rupa agar orang-orang yang percaya pada kebaikan Allah goyah imannya. Namun Ayub memperlihatkan kekuatan iman yang dikaruniakan Allah kepadanya. Ketika istrinya mendorong untuk mengutuki Allah dan mati, Ayub menjawab dengan tegas: "Mengapa saya harus menghindari penderitaan ini? Mengapa saya tak boleh mengalaminya?" Meskipun untuk berkata demikian Ayub harus bergumul ke- ras, namun ia sampai pada penghayatan untuk pasrah ketika ia mengenali kebesaran dan kebijaksanaan Allah. Ia tetap teguh dan percaya bahwa Allah akan melakukan yang terbaik.