ARTIKEL

CINTAILAH MUSUHMU

Ketika kita sedang jatuh cinta, kita menjadi lebih pemurah, baik hati, pemaaf dan kita merasa orang-orang di sekitar kitapun melakukan hal yang sama terhadap kita. Kita kemudian merasakan bahwa dunia ini sangat indah. Tapi ketika kita sedang 'bad mood', kita menjadi seorang yang sulit, penuh curiga, bahkan paranoid, dan kemudian kita merasa orang-orang di sekitar kita pun bertindak negatif terhadap kita. Kita merasa bahwa dunia kita tidak indah lagi, ....dunia yang kita ciptakan sendiri karena pikiran dan emosi kita. Kita dapat menciptakan dunia yang damai, bahagia dan penuh cinta dengan "the art of looking", yaitu suatu cara yang sederhana, indah, tapi menyakitkan. Caranya:

1. Ketika kita merasa sebal atau marah dengan seseorang, jangan memperhatikan orang yang membuat kita sebal, tapi perhatikanlah diri kita sendiri. Jangan bertanya apa yang salah dengan orang itu, tapi tanyalah apa yang salah dengan diri kita. Mungkin kejelekan orang yang membuat kita sebal sebenarnya adalah kejelekan kita sendiri. Secara tidak sadar kita menyalahkan orang lain. Kita seharusnya berterima kasih kepada orang tersebut yang telah menyadarkan kita akan kejelekan kita sendiri.

2. Mungkin kita sebal terhadap orang tersebut karena apa yang dikatakan atau dilakukan orang itu, mengingatkan kita kepada sesuatu hal di dalam hidup kita yang selama ini kita tidak mau melihatnya.

3. Mungkin tindakan orang tersebut tidak sesuai dengan keinginan kita, keinginan yang sesuai dengan latar belakang keluarga kita. Tapi bagaimanapun, kita tidak mempunyai hak untuk merubah seseorang melakukan hal sesuai dengan keinginan kita. Banyak orang lain yang tidak merasa terganggu akan tindakan orang tersebut.

4. Terakhir, berdasarkan latar belakang orang tersebut, pengalaman hidupnya, dan ketidaksadaran orang tersebut akan tindakannya, orang tersebut tidak dapat merubah dirinya sendiri. Oleh karena itu banyak orang berkata: "to understand all is to forgive all". Jika kita sungguh mengerti orang ini, kita akan melihat orang ini sebagai seorang yang cacat / kekurangan dan tidak patut untuk disalahkan. Kemarahan kita akan reda, dan kita akan dapat menerima mereka apa adanya dan dengan cinta. ...dan kita pun akan merasakan hidup di dunia yang penuh cinta, dunia yang indah yang kita ciptakan sendiri....


"Tetapi kepada kamu yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu,
berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu"
(Lukas 6:27)

Disadur dari: The way to love-love your enemies, by Anthony de Mello.



MEMO FROM GOD

AKUlah penciptamu. Aku akan turut campur tangan dalam segala permasalahan hidupmu. Ingat, Aku tidak membutuhkan bantuanmu.
Jika engkau menghadapi situasi sulit yang tidak bisa engkau pecahkan, masukkan ke kotak SFGTD (something for God to do)-mu. Semua masalah akan terselesaikan, namun bukan menurut ukuran waktumu tapi waktuKU.
Sekali engkau masukkan masalah ke dalam kotak SFGTD-mu, engkau tidak perlu lagi melanjutkan kekuatiranmu. Lebih baik engkau terjunkan dirimu melanjutkan peran hidupmu saat ini.
Jika engkau terjebak kemacetan, jangan bringas. Karena ada orang-orang yang memang ditetapkan mendahuluimu untuk kepentingan yang mengungkapkannya saja dia sudah tidak mampu.
Saat engkau merasa hari-hari di kantormu tidak begitu baik, pikirkanlah orang-orang lain yang keluar dari kantor beberapa tahun lalu.

Ketika hubunganmu memburuk, pikirkanlah orang-orang yang sudah lupa rasa mencintai dan dicintai.
Saat engkau masih bisa menggunakan waktu akhir pekan untuk liburanmu; engkau masih lebih beruntung dari wanita penjahit yang bekerja 12 jam sehari, 7 hari seminggu demi anak-anaknya.
Saat mobilmu rusak, pikirkanlah orang yang bahkan untuk berjalan saja dia sudah tidak mampu lagi.
Ketika engkau berkaca di cermin merapikan rambutmu, pikirkanlah orang yang sedang sakit kanker yang selalu berharap rambutnya segera tumbuh.
Ketika engkau merasa menjadi korban dari kesalahan, kegetiran, pengabaian, ketidak-nyamanan orang lain, ingatlah sesuatu atau seseorang dapat saja salah, dan mungkin engkau salah satunya.
Banyak hal yang dapat kita jadikan sebagai bahan perenungan, agar kita senantiasa berjuang menuju hidup yang lebih baik, dan selalu mensyukuri hidup ini.