RH MINGGU, 14 Sept 2008

Bacaan Setahun: Yeh. 36, 37; Mzm. 110; Why. 19
PERINTAH 4: HARI BERISTIRAHAT (Keluaran 31:12-18)

Kerja yang halal memuliakan Allah dan memiliki makna abadi bila dilakukan dalam keseimbangan dengan istirahat. Kerja yang efektif dan memuliakan Allah tidaklah mungkin tanpa disertai istirahat yang cukup. Itulah sebabnya mengapa Allah menentukan suatu ritme kerja dan istirahat berdasarkan karya-Nya selama tujuh hari masa penciptaan. Jika kita menyimpang dari pola ini, kita akan terjebak dalam masalah. Semasa Revolusi Perancis, dimana tujuh hari dalam seminggu diperpanjang menjadi 10 hari dalam seminggu, bukan hanya manusia, bahkan kuda-kuda pun menjadi sakit. Tanpa adanya kesempatan pembaruan di dalam, organ-organ tubuh akan menjadi rusak.

Namun ada makna rohani yang lebih dalam dari hari istirahat. Kita perlu menyisihkan waktu secara teratur untuk melakukan refleksi dalam hubungan pribadi kita dengan Allah. Istirahat tidak hanya diperuntukkan bagi pembaruan fisik, tetapi juga pembaruan rohani. Kita harus menggunakan waktu istirahat untuk merenungkan dan menghayati apa yang telah Kristus perbuat untuk kita di kayu salib sehingga kita dikuatkan melalui karya-Nya yang sempurna (Ibr 3:1-4:16).