KOTBAH

Self-Confidence
(Yakobus 4:13-17)

Lawan dari minder adalah percaya diri. Banyak orang mengatakan bahwa kalau kita ingin sukses kita harus mempunyai percaya diri atau self confidence. Tetapi pendapat ini dipandang salah dalam Alkitab. Yang dipandang salah oleh Firman Tuhan bukan mengenai perencanaannya, tetapi ialah mengenai percaya dirinya. Perencanaan untuk masa depan itu tidak bertentangan dengan iman, tidak salah, dan bahkan harus dilakukan. Orang Kristen harus mempunyai perencanaan dan strategi untuk masa depannya. Hal ini alkitabiah, contoh: Yusuf pada saat mengartikan mimpi Firaun mengenai adanya 7 tahun masa kelimpahan dan 7 tahun masa kelaparan di Mesir.

Kesalahan dari Self-confidence atau percaya diri, adalah:
1) Percaya diri menyebabkan kita berusaha tidak melibatkan bimbingan dan pertolongan Tuhan. Orang yang demikian tidak sedikitpun berdoa meminta Tuhan terlibat dalam perencanaannya. Ia yakin bahwa ia mempunyai kemampuan untuk berhasil tanpa melibatkan Tuhan.
2) Kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok (ay. 13-14). Amsal 27:1 menyatakan bahwa kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada hari esok.
3) Kita adalah manusia yang lemah (ay. 14b).
4) Self-confidence adalah suatu kesombongan (ay. 16).

Yang harus kita lakukan agar kita tidak salah:
1. Berhenti untuk terlalu percaya diri sehingga kita memiliki waktu untuk berpikir atau merenung. Sedikit banyak kita mempunyai self confidence dalam diri kita. Kita harus mulai berpikir dan merenung bahwa hidup kita ini hanya sebentar. Alkitab menggambarkan seperti uap yang dapat lenyap.

2. Ingat dan sadarilah bahwa segala sesuatu hanya bisa terjadi kalau Allah menghendakinya (ay 15). Kita harus belajar menyerahkan segala sesuatu kepada tangan Tuhan.

3. Ubahlah self-confidence itu menjadi God-confidence. Kalau Kitab Suci melarang kita mempunyai self-confidence, itu tidak berarti bahwa semua orang kristen harus menjadi orang yang rendah diri, pesimis dan selalu ragu-ragu / kuatir. Ini tidak beriman! Kita harus melakukan segala sesuatu dengan yakin, tetapi keyakinan itu tidak boleh kita letak­kan pada diri kita sendiri, tetapi kepada Tuhan. Yeremia menyatakan bahwa orang yang mengandalkan dirinya akan terkutuk (Yer. 17:5) dan orang yang mengandalkan Tuhan akan diberkati (Yer.17:7).

Membuat perencanaan di dalam kehidupan kita itu boleh tetapi kita juga harus duduk di kaki Tuhan dan melibatkan Tuhan dalam setiap perencanaan kita. Serahkan segala sesuatu pada kehendak Tuhan dan percayalah kepada-Nya. Amin
By: Pdt. Henoch Wilianto - Minggu, 5 Oktober 2008