RH MINGGU, 07 DES 2008

Bacaan Setahun: Kol. 1-4
BAIK DAN BURUKNYA KEMISKINAN (Lukas 6:20-26)

Saya mengunjungi seorang pemuda yang dipenjara karena terlibat dalam perampokan bersenjata. Sikapnya menjadi sinis saat menceritakan pengalamannya ketika dikeluarkan dari sekolah di pusat kota karena merasa tidak aman. Ia terlibat dalam perampokan karena merasa jemu dengan kemiskinan sementara orang lain hidup dalam kemewahan. Saya merasa kasihan kepada anak muda ini. Ternyata kemiskinan memiliki dampak negatif yang dapat menggoda orang untuk melakukan kejahatan. Saya dibesarkan dalam masa depresi yang panjang tahun 1930. Keluarga saya jarang makan daging, dan kami hanya mengenakan pakaian bekas. Namun, kami tetap bahagia. Kami mengalami kebahagiaan dalam kesederhanaan. Kami saling menghargai satu sama lain. Kami menghargai kekayaan kehidupan rohani kami. Saya tidak mengatakan bahwa kita seharusnya memiliki keinginan untuk hidup miskin, tetapi kita harus dapat mengucap syukur untuk hal ini bila terjadi pada diri kita. Kita mendapat pelajaran melalui peristiwa ini yang tidak akan kita pelajari lewat cara-cara yang lain. Jadilah seperti Rasul Paulus yang mengatakan bahwa ia belajar untuk mencukupkan diri dalam segala keadaan (Fil. 4:11).