RH SABTU, 29 Nov 2008

Bacaan Setahun: 1 Tes. 4,5; 2 Tes. 1-3
BERHALA DI DALAM HATI (Yehezkiel 14:1-8)
Ketika suami saya dan saya pertama kali hendak melayani sebagai utusan Injil, saya merasa prihatin dengan berkembangnya materialisme dalam masyarakat kami. Saya menyangka materialisme tidak akan dapat mempengaruhi kami. Tak lama kemudian saya mulai menginginkan barang-barang yang bagus dan diam-diam merasa kecewa karena tidak dapat memiliki barang-barang itu. Kemudian suatu hari Roh Allah membuka mata saya dengan pengertian yang amat menggelisahkan saya: Materialisme tidak selalu berarti harus memiliki sesuatu; ia juga dapat berwujud keinginan untuk memiliki sesuatu. Allah menunjukkan ketidakpuasan terhadap saya karena adanya suatu berhala dalam hati saya! Pada hari itu, saat saya bertobat dari dosa yang tidak kelihatan ini, Allah menangkap hati saya kembali untuk dijadikan takhta-Nya. Tidak perlu dikatakan, saya kemudian merasakan kepuasan yang luar biasa, yang tak terkatakan, bukan karena harta benda, melainkan karena Dia. Pada masa Yehezkiel, Allah sangat menekankan masalah berhala yang tidak kelihatan ini. Takhta-Nya di bumi harus selalu ada di hati setiap umat-Nya. Itulah sebabnya kita harus membebaskan hati kita dari segala sesuatu yang bisa merusak rasa puas kita terhadap-Nya.