KOTBAH

PRIORITAS
(LUKAS 10:38-42)


Seringkali kita mengisi kehidupan kita dengan hal-hal yang tampaknya terlalu kecil dan remeh. Kita tidak dapat menempatkan prioritas yang utama bagi kehidupan kita. Pada saat kita salah menempatkan segala sesuatu yang kita kerjakan maka kita akan mengalami kesusahan pada masa tua kita. Kita harus mengetahui apa yang menjadi prioritas dalam hidup kita. Banyak hal yang penting dalam hidup ini, tetapi kita harus mengetahui manakah yang paling penting dari semuanya tersebut. Dua hal yang paling penting di dalam hidup ini, yaitu:

1.Mengasihi Tuhan, Allah kita dengan segenap hati, dengan segenap jiwa dan dengan segenap kekuatan kita (Mark. 12: 29-30). Jemaat di Efesus ditegur Tuhan karena telah meninggalkan kasihnya yang semula. Waktu dapat mengubah kasih seseorang kepada Tuhan. Semua yang kita lakukan menjadi tidak berguna apabila kita tidak mengasihi Tuhan. Di hadapan Tuhan, orang-orang Kristen yang tidak punya kasih identik dengan orang kafir.


2.Mengasihi sesama manusia. Dalam Markus 12: 31 Yesus memberi perintah untuk mengasihi sesama kita seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Mengasihi dengan standar diri sendiri seringkali menimbulkan konflik di dalam diri kita. Tetapi Tuhan Yesus kemudian memberikan perintah yang baru bagi kita. Perintah yang baru memberikan standar mengasihi seperti Kristus yang telah mengasihi kita (Yoh. 13: 34). Kalau Kristus menjadi standar kita mengasihi, syaratnya kita harus mau menyerahkan nyawa kita bagi saudara-saudara kita. Namun hal ini seringkali merupakan hal yang berat bagi setiap orang dan terasa mustahil untuk dilakukan. Untuk itu Tuhan pun menurunkan standarnya dengan cara pada saat kita melihat ada orang lain yang membutuhkan pertolongan, maukah kita menolongnya. Sesungguhnya di sekitar kita banyak orang yang membutuhkan pertolongan. Masih adakah kasih di hati kita.

Segala harta kekayaan, ijazah atau pun barang-barang berharga yang lainnya pada suatu saat nanti tidak ada gunanya. Sudahkah kita menempatkan prioritas hidup kita pada hal yang benar, yaitu dengan mengasihi Tuhan dengan segenap hati kita, segenap jiwa kita dan dengan segenap kekuatan kita? Amin

By: Pdt. Henoch Wilianto H., MA - Minggu, 18 Januari 2009