RH RABU, 28 Jan 2009

Bacaan Setahun: Kel. 21, 22; Mzm. 12; Kis. 4
KOKOHNYA JEMBATAN KITA (Yudas 1:20-25)

Robert Louis Dabney adalah seorang teolog Presbyterian yang terkenal pada pertengahan abad ke-19. Ia melayani sebagai seorang penginjil, pendeta, pimpinan sebuah organisasi dan dosen di sebuah sekolah teologi. Namun pada masa tuanya, mendekati saat kematiannya, ia merasakan kecemasan dan keraguan, apakah ia telah cukup beriman untuk melewati kematian yang berada di hadapannya. Dabney lalu menuliskan isi hatinya ini dalam sepucuk surat yang ditujukan kepada C.R. Vaughan, mantan mahasiswanya yang adalah juga seorang teolog.

Vaughan membalas suratnya demikian: "Seandainya bapak hendak melewati sebuah jurang yang dalam, dan ada sebuah jembatan di atasnya, apakah bapak hanya akan berdiri saja memandangi diri sendiri dan bertanya-tanya apakah bapak cukup percaya pada jembatan tersebut? Atau apakah bapak akan memeriksa terlebih dahulu konstruksi jembatan itu dengan sebaik-baiknya sampai bapak yakin bahwa jembatan itu aman, baru bapak akan melaluinya? Iman kita adalah kepada Kristus; kita harus menyerahkan diri kita dan bersandar sepenuhnya kepada-Nya daripada kepada diri kita sendiri." Apakah Anda juga mengalami ketakutan dalam menghadapi kematian?