ARTIKEL

MEMATAHKAN BELENGGU
MATERIALISTIS

Saat ini kita hidup dalam sebuah jaman yang sangat bersifat konsumtif dan materialistis. Dulu, pusat perbelanjaan (Mal) yang saat ini menjamur dimana-mana masih sangat jarang sekali. Tanpa disadari banyak orang kristen yang terjebak dengan gaya hidup yang konsumtif dan materialistis ini. Memiliki kelimpahan bukanlah hal yang buruk tetapi dikendalikan oleh kelimpahan merupakan sebuah bentuk penyembahan berhala (keserakahan). Tuhan tidak melarang kita untuk memiliki kelimpahan tetapi Ia tidak ingin kita menjadi orang yang sengsara oleh karena keserakahan.
Ketika berada di Calcutta, Miller diperingatkan untuk tidak memuji barang-barang yang ada dia lihat di rumah-rumah yang dia kunjungi sebab saudara- saudara seiman disana akan memberikan barang-barang tersebut kepada orang yang memujinya. Kelimpahan materi tidaklah dapat menjamin kebahagiaan seseorang malahan justru bisa membuat hidup orang tersebut semakin menderita. Sikap hidup yang senantiasa mengucap syukur dan berserah total kepada Tuhan merupakan kunci untuk menuju hidup yang bahagia. Bila kita tahan uji dalam kesesakan padang gurun ini maka segala keserakahan akan lenyap. Baru setelah itu kita siap untuk menerima warisan yang telah disediakan oleh Bapa kita.
Tujuan utama Tuhan memberkati hidup kita bukan untuk kenikmatan pribadi kita sendiri melainkan agar kita bisa memberkati orang lain. Ingatlah bahwa hidup kita ini bukan milik kita lagi sebab kita telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar (I Kor 6:20).

Marilah kita mempersembahkan diri kita secara total kepadaNya dan hidup hanya untuk menyenangkan-Nya!


PERCAYA DIRI
><
PENYERAHAN DIRI

Seseorang yang dulunya pemalu dan minder, tiba-tiba berubah menjadi seorang pribadi yang sangat percaya diri dan berani bicara di depan orang banyak. Rupanya pelatihan kepemimpinan yang diikutinya telah mengubahnya dari seseorang yang memiliki kepribadian minder menjadi pribadi yang berani memimpin dan berbicara di depan orang banyak. Dia memang berubah menjadi seorang yang percaya diri tetapi dia juga telah berubah menjadi seorang yang angkuh. Perubahan seperti ini bukanlah perubahan karakter yang dihasilkan oleh pekerjaan Roh Kudus. Perubahan sejati yang dihasilkan oleh karya Roh Kudus pasti akan membuat karakter kita semakin serupa Kristus.
Cara manusia dan cara Tuhan dalam mentransformasi hidup seseorang sangatlah berbeda. Cara manusia mengubah kepribadian seseorang adalah dengan berusaha membangkitkan kepercayaan dirinya tetapi cara Tuhan justru dengan membuat kepercayaan kepada diri itu mati sehingga kita belajar bergantung kepada-Nya. Dunia berkata “Kamu pasti bisa, berpikirlah positif” tetapi Tuhan berkata “Kamu tidak bisa mengandalkan kekuatanmu, menyerahlah dan bergantunglah kepada-Ku.“ Bukti nyata dari karya Roh Kudus yang sejati dalam diri seseorang adalah perubahan karakter yang semakin rendah hati dan mengandalkan Tuhan. Kebanyakan orang Kristen saat ini hanya ingin hidup enak, diberkati dalam hal materi dan kesehatan, sambil menunggu ajal untuk masuk ke surga.
Saat ini merupakan waktunya bagi gereja Tuhan untuk berubah menjadi gereja yang memuridkan umat-Nya agar mereka berubah menjadi serupa dengan karakter Kristus. Saat ini Roh Kudus sedang bekerja untuk membawa kita kembali kepada kebenaran yang sejati. Gerejalah harapan satu-satunya agar bangsa ini bisa dipulihkan dari segala keterpurukannya. Biarlah sebuah kebangunan rohani yang sejati akan datang melawat kita semua sehingga kita berubah menjadi orang-orang Kristen yang sepenuhnya menyerah dan bergantung kepada Tuhan!


Kini kutahu
Kini kutahu, dengan sahabatlah kita sanggup mengerjakan segala sesuatu atau tak sesuatupun dan merupakan saat yang indah

Kini kutahu, orang yang mungkin kita anggap akan menendang kita saat kita jatuh, justru yang dapat membantu kita bertegak

Kini kutahu, saat kita marah, kita merasa berhak marah, tetapi bukan hak untuk menjadi jahat

Kini kutahu, persahabatan dapat terus bertumbuh makin dalam, sebagaimana juga kasih sejati

Kini kutahu, seseorang yang tak mencintai kita seperti kita harap, bukan berarti tak menyayangi dengan segala yang dia miliki

Kini kutahu, kedewasaan dan kebijakan itu gayut pengalaman dan pelajaran yang terpetik, daripada sekadar berapa kali sudah berulangtahun

Kini kutahu, jangan mencela dan remehkan mimpi dan angan anak-anak, bila mereka percayai kata-kata kita, dapat nantinya menjadi bencana

Kini kutahu, keluarga itu tak selalu disamping kita, bahkan yang bukan keluarga justru memelihara, mengasihi dan mengajar menghadapi dunia luas, keluarga itu bukan semata biologis

Kini kutahu, betapa baikpun kawan, suatu ketika akan menyakiti, maka harus selalu siap memberi maaf kepadanya dan siapapun