RH MINGGU, 22 MARET 2009

Bacaan Setahun: Yos. 12-14; 1 Kor. 6
FIRMAN YANG TERABAIKAN (Mazmur 119:97-104)

Para pemikir zaman kini cenderung terpengaruh oleh filsafat dari Sigmund Freud. Meskipun Freud mengaku seorang ateis, seringkali ia juga memikirkan hal-hal mengenai keagamaan, seakan-akan secara tanpa sadar ia dibayang-bayangi oleh Allah yang disangkalnya. Ketika Freud berusia 35 tahun, ayahnya mengirimkan saduran surat Ibrani yang Freud pernah berikan kepadanya tatkala Freud masih anak-anak. Sigmund Freud telah membaca dan mempelajari buku tersebut, setidaknya untuk beberapa lama. Dalam kitab tersebut terselip sebuah catatan dari ayahnya. Tulisan ayahnya tersebut menyiratkan suatu pengharapan agar Freud, sebagai orang yang telah dewasa, sekali lagi bersedia membaca dan mentaati hukum Allah. Namun, kita tidak memiliki bukti, apakah Freud memasukkan nasihat ayahnya ke dalam hatinya atau tidak. Betapa akan berbeda hidup dan pengaruh darinya bila ia melakukan nasihat itu!

Marilah kita mengoreksi diri kembali, apakah kita telah mengesampingkan Alkitab yang pernah kita baca dan pelajari dalam kehidupan sehari-hari? Jika demikian, kita masih belum terlambat untuk kembali mencari hikmat dari Buku itu.