RH Sabtu, 10 Juli 2010

PENGABDIAN TANPA SYARAT (Daniel 3: 13-30)

Dalam keadaan "darurat", ada orang-orang yang membuat semacam "perjanjian transaksional" dengan Tuhan. Jika pekerjaan ini berhasil, saya akan giat melayani Tuhan. Kalau sembuh, saya akan memberi persembahan. Kalau lulus ujian, saya akan membaca Alkitab sampai selesai. Dan sebagainya. Pertanyaan yang muncul adalah: Mengapa seseorang perlu menunggu "dapat sesuatu" dulu untuk "melakukan sesuatu" buat Tuhan?

Sebuah cerita yang "lain dari biasa" terjadi pada Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Teguh mengabdi, itu yang dilakukan Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Mengabdi kepada Tuhan berarti menyerahkan hidup 100% kepada-Nya tanpa syarat. Bahkan, ketika ada orang yang menolak kita; atau seandainya Tuhan mengatakan "tidak" untuk keinginan kita, kesungguhan pengabdian itu mestinya tidak menjadi pudar. Demikian juga dalam setiap doa, kiranya kita tidak "mengancam Tuhan" atau membuat janji-janji di hadapan-Nya sekadar demi mendapatkan sesuatu. Kesetiaan untuk tunduk pada otoritas Tuhan memerlukan keyakinan bahwa Tuhan takkan tinggal diam.