RH Kamis, 16 Desember 2010

ILUSI (Lukas 12: 13-21)

Ilusi adalah bayangan yang menipu. Disangka nyata, padahal tidak. Ada satu ilusi di hidup ini yang begitu dipercaya manusia. Yakni bahwa seakan-akan manusia bisa "punya" sesuatu. Bukankah manusia berjuang agar bisa "punya" ini dan itu? Jika belum "punya", ia ingin "punya". Jika sudah "punya", ia ingin "punya" lebih. Semua iklan menggelitik "rasa belum punya" kita. Orang yang dianugerahi talenta untuk berkarya, dibilang "punya" prestasi. Orang yang dikaruniai anak, mengaku "punya" anak. Orang kaya sering disebut "orang berpunya". Betulkah manusia bisa benar-benar "punya"?

Perumpamaan Yesus menyingkap kebenaran, sekaligus membongkar kepalsuan (ilusi). Berlagak "punya", saling menuntut "punyaku, bukan punyamu" adalah sumber sengketa, termasuk di antara saudara. Seperti orang yang meminta Yesus menjadi penengah soal warisan di awal perumpamaan (ay. 13). Ilusi ini menyesatkan. Padahal Sang Empunya segala sesuatu adalah Tuhan. Kita hanya pengelola segala milik-Nya yang dipercayakan: waktu, tenaga, harta, talenta, keturunan. Bersyukurlah atasnya. Bekerja keraslah untuknya. Berbagilah dengannya. Bertanggung jawablah kepada Pemiliknya.