RH Minggu, 19 Desember 2010

BERSYUKUR SAAT KECOPETAN (Efesus 5: 15-21)

Matthew Henry, penelaah Alkitab dan penulis buku klasik, suatu hari mengalami kejadian naas. Beberapa pencopet menyerangnya dan merampas dompetnya. Lalu ia menulis kata-kata berikut di dalam buku hariannya: "Saya bersyukur karena: pertama, saya tidak pernah kecopetan sebelumnya; kedua, meskipun mereka mengambil dompet saya, mereka tidak mengambil nyawa saya; ketiga, meskipun mereka mengambil semua uang di dompet saya, jumlahnya tidak banyak; keempat, saya orang yang kecopetan, bukan saya yang mencopet."

Rasul Paulus mendorong kita untuk mengucap syukur senantiasa dan atas segala sesuatu. Itu berarti kita perlu mengucap syukur di sepanjang hidup kita dan untuk apa saja yang kita alami. Kita bukan hanya mengucap syukur atas berkat rohani dan kehidupan kekal yang Tuhan anugerahkan, melainkan juga atas pemeliharaan-Nya hari demi hari. Bukan hanya atas keadaan baik yang kita alami, melainkan juga atas penderitaan yang diizinkan-Nya terjadi untuk membentuk karakter kita. Kita mengucap syukur karena di tengah masalah itu Tuhan justru memberi kita kekuatan untuk menghadapinya dan menggunakan masalah itu demi meneguhkan karakter kita.