RH 10 APR'08

Bacaan setahun: 1 Sam. 8-10; 2 Kor. 10
SUARA TUHAN (2PETRUS 1:16-21)
Suatu pagi saya mendengar sejenis burung berkicau sedang memperdengarkan keindahan suaranya dari luar jendela. Keindahan irama kicauannya membuat hati saya bergetar. Namun dari hari ke hari, secara berangsur-angsur, saya mulai menganggap nyanyian pagi ini sebagai sesuatu hal yang biasa. Sampai suatu ketika saya menyadari bahwa saya sudah tidak terlalu menghargai kehadiran tamu tetap saya ini lagi. Hal ini tentu saja bukan kesalahan burung itu. Ia masih selalu hadir di sana. Kicauannya yang indah tidak pernah berubah, tetapi saya yang tidak bisa lagi menikmatinya saat mendengarnya.

Sebagai orang percaya, kita mungkin mengalami hal seperti ini. Ketika kita pertama kali bertobat, Alkitab, dengan perintahnya yang menggetarkan jiwa dan makanan rohaninya yang vital, sangat memuaskan kita. Namun dengan berlalunya waktu, kepekaan rohani kita menjadi tumpul dan lesu; dan firman Allah yang menyegarkan menjadi biasa bagi kita. Namun kemudian, betapa sukacitanya hati kita ketika suatu bagian firman menyatakan kebenaran yang membangkitkan. Dan sekali lagi kita akan "mendengar" suara Tuhan!