RH JUM'AT, 16 Mei 2008

Bacaan setahun: 1 Raj. 1; 1 Taw. 28; Mzm. 91; 1 Tes. 5
Tertawa yang baik dan buruk (Pengkhotbah 3:1-8)
Seorang dokter sekaligus ahli psikologi mengatakan bahwa tertawa adalah baik untuk kita. Hal ini tidak perlu diragukan, karena Alkitab sendiri mengatakan bahwa “Hati yang gembira adalah obat yang manjur" (Ams 17:22). Alkitab membedakan antara tertawa yang baik dan tertawa yang buruk. Penulis kitab Pengkhotbah menyatakan bahwa bagi orang-orang yang tidak memiliki tempat bagi Allah di hatinya, tertawa tidak lebih berharga dari duri yang terbakar. Allah mencela setiap lelucon yang meremehkan orang lain atau menjadi lelucon yang amoral. Dosa bukanlah hal yang patut ditertawakan.
Joe E. Brown adalah seorang bintang film kelas atas dan seorang komedian pada masa Perang Dunia II. Ketika menghibur pasukan Amerika di Pasifik Selatan, ia diminta untuk menceritakan beberapa "lelucon kotor." Ia menjawab, "Anakku, seorang pelawak seperti saya hidup untuk tepuk tangan dan hal-hal yang lucu.... Namun jika menceritakan sebuah lelucon kotor merupakan harga yang harus saya bayar untuk menghiburmu, saya tidak tertarik untuk hal itu. Saya tidak akan melakukan peran yang akan mempermalukan ibu saya, dan saya tidak akan pernah mau melakukannya. Kemudian prajurit-prajurit mengguncangkan hutan dengan sorak-sorai