RH SABTU, 17 Mei 2008

Bacaan setahun: 1 Raj. 2; 1 Taw. 29; Mzm. 95; 2 Tes. 1
Ketika seseorang pergi (1Tesalonika 4:13-18)
Kakak-kakak Stevie sedang pergi kamp dan dalam perjalanan misi, sehingga waktu ini merupakan waktu yang baik bagi ayah dan anaknya untuk berekreasi ke bandara. Kami baru saja meninggalkan McDonald dan sedang dalam perjalanan mengunjungi kokpit DC-9 ketika Stevie mengejutkan saya. Setelah saya berkata, "Perjalanan ini menyenangkan bukan?" Stevie menjawab dengan sedihnya, "Ya, tetapi tidak cukup bila tanpa Melissa. Saya membayangkan, angan-angannya pasti dipenuhi oleh pikiran tentang pesawat dan hamburger, sehingga memikirkan kakaknya yang berumur 8 tahun adalah hal yang tak terduga.
Perasaan yang ada padanya mengingatkan saya betapa penting kasih kita terhadap orang lain. Ketika mereka pergi, berbagai kegiatan tidak dapat membuat kita berhenti memikirkan mereka dan berharap mereka bersama dengan kita. Kenyataan ini memiliki arti khusus bila kita memiliki seseorang yang telah meninggal. Hidup tidaklah sama tanpa kehadiran mereka. Dalam kesedihan, Allah menghibur dengan mengatakan bahwa kita tidak perlu "berduka cita" seperti orang-orang lain yang tidak memiliki harapan. Kita dapat melihat jauh ke depan, pada saat Yesus datang kembali kita akan bersama-sama mereka. Kebenaran ini merupakan sebuah penghiburan yang sangat baik ketika seseorang pergi meninggalkan kita.