ARTIKEL

HIDUP YANG BERKUALITAS

Kualitas hidup kita ditentukan oleh sikap dan tindakan kita dalam menempuh kehidupan ini. Untuk menemukan kehidupan yang berkualitas, untuk menghitung hari-hari kita secara bijaksana, untuk merajut kehidupan yang bermakna. Ada 5 aspek yang patut dipertimbangkan sehubungan dengan masa hidup kita.

Masa hidup kita adalah Karunia Tuhan
Masa hidup kita adalah sebuah pemberian. Hidup kita, dengan demikian, bukanlah milik kita sendiri. Kita lebih mirip seorang pengurus yang diminta untuk mengelola suatu amanah yang dipercayakan Tuhan kepada kita. Dengan menyadari bahwa hidup ini karunia Tuhan, kita sekaligus mengakui bahwa tolok ukur kualitas bukan bersumber dari diri kita sendiri. Tuhanlah sebagai Pemberi kehidupan, yang sekaligus menentukan seperti apa hidup yang bermakna itu. Tuhanlah yang menetapkan aturan permainannya. Kedua puluh empat tua-tua yang tersungkur di hadapan takhta Allah meneguhkan hal ini: “Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.”

Masa hidup kita adalah karunia yang terbatas
Dalam Mazmur 90, disebutkan bahwa masa hidup manusia pada umumnya rata-rata sepanjang 70 sampai 80 tahun. Tentu saja ada yang kurang atau lebih dari itu. Yang jelas, jika dibandingkan dengan sejarah peradaban, apalagi jika dibandingkan dengan bentang alam semesta yang mencapai jutaan tahun cahaya, masa hidup manusia benar-benar terbatas. Orang Jawa melukiskan sebagai sekedar mampir ngombe, singgah untuk minum-begitu singkat.

Masa hidup kita adalah karunia yang patut dijalani secara arif
karena kehidupan ini adalah karunia Tuhan, dan karena masa hidup kita terbatas, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana sepatutnya kita menjalani kehidupan ini? Kita bisa menjalani kehidupan ini secara sembrono, atau kita bisa menempuhnya secara bijaksana. Kita bisa acuh tak acuh dan bersikap “marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati” atau kita waspada seperti orang arif, mempergunakan waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Kita bisa bersenang-senang semau gue dan serba menuruti keinginan hati, atau mengingat Sang Pencipta sejak masa muda kita. Kita bisa memilih cara hidup yang kita kehendaki.

Masa hidup kita adalah karunia yang berdampak
Kehidupan setiap orang tak ayal berdampak pada kehidupan lainnya - sekecil apa pun. Persoalan yang lebih utama adalah dampak macam apa yang memancar dari kehidupan yang kita jalani? Sebuah pepatah bijak menyatakan, “Ketika engkau lahir, engkau menangis, dan orang-orang lain bersukacita. Ketika engkau mati, biarlah engkau bersukacita, dan orang-orang lain menangis.”

Masa hidup kita adalah karunia yang harus dipertanggung jawabkan
Akhirnya, karena kehidupan ini adalah karunia Tuhan, dan Tuhan mempercayakannya kepada kita untuk suatu tujuan tertentu, kita pun sampai pada klimaks yang tak terelakkan: kita masing-masing harus mempertanggungjawabkan hidup kita di hadapan Sang Pemberi kehidupan. Kita harus mempertanggungjawabkan seluruh aspek kehidupan kita: sikap dan motivasi; pikiran, ucapan, dan tindakan. Kita harus mempertanggungjawabkan baik perkara-perkara yang kelihatan maupun perkara-perkara yang tersembunyi. Semuanya akan dihakimi menurut tolok ukur kebenaran dan keadilan-Nya.

$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$

Tahukah Anda?

Hidup bukannya dalam bentuk bukit dan lembah, tetapi hidup adalah seperti 2 rel di rel kereta api, dan pada setiap waktu engkau mengalami sesuatu yang baik dan sesuatu yang buruk dalam hidup ini.Tidak penting seberapa baiknya berbagai hal terjadi dalam hidupmu, selalu ada hal-hal yang buruk yang perlu diselesaikan. Dan tidak perduli seberapa buruknya yang terjadi dalam hidup ini, selalu ada sesuatu yang baik dimana Anda bisa bersyukur kepada Tuhan.
Engkau bisa fokus pada tujuan hidup ini, atau engkau bisa fokus pada masalahmu. Jika engkau fokus pada masalahmu, engkau akan menjadi terpusat pada dirimu (self-centeredness), masalahku, urusanku, sakitku. Tapi satu cara yang paling mudah untuk menyingkirkan rasa sakit itu adalah dengan melepaskan fokusmu pada dirimu sendiri dan mulai memfokuskan diri kepada Allah dan kepada sesama.
Engkau harus belajar untuk berhadapan dengan hal yang baik maupun yang buruk dalam hidup. Sebenarnya, terkadang berurusan dengan yang baik bisa lebih sulit.@@@