RH KAMIS, 5 Juni 2008

Bacaan setahun: Ams. 30-31; Mzm. 33; Ef. 1
Kepuasan jiwa (Yohanes 4:1-14)

Pada abad ke-19, pendeta Frederick W. Robertson menggembalakan sebuah jemaat di Brighton, Inggris. Meskipun ia seorang pengkhotbah besar, tak urung ia pun mengalami ketakutan akan kegagalan. Dalam masa yang paling sunyi, Robertson seringkali mendapat penghiburan dari kata-kata Shakespeare, Wordsworth dan Coleridge. Namun lambat laun ia merasakan pengarang-pengarang besar itu tidak memuaskannya, sehingga ia menulis, "Aku menjelajahi negeri untuk mencari Allah; menceburkan diri ke hal-hal yang dapat membuatku menemukanNya; membaca kisah hidup Kristus, agar aku dapat mengerti, mengasihi dan menyembahNya." Robertson akhirnya menyimpulkannya dengan kalimat: "Akhirnya aku berbalik dari segala sesuatu kepada Kristus."

Kita mungkin tidak mengalami penderitaan batin dan fisik seperti Robertson. Allah mungkin memberi kita tahun-tahun yang penuh makna sehingga kita dapat berkata, "Pialaku penuh melimpah" (Mazmur 23:5). Namun, bagaimanapun keadaannya, kita seharusnya meresapi kata-kata indah yang ditulis oleh Bernard dari Clairvaux pada abad ke-12: “Yesus, meskipun segala kegembiraan hati, indahnya kehidupan, dan wujud kemurahan hati menyeruak dari bagian dunia ini, kami tetap menghampiri Engkau tanpa kepuasan.”