RH KAMIS, 20 Nov 2008

Bacaan Setahun: Mat. 5-7
SUKACITA DALAM TRAGEDI? (1 Petrus 1:3-9)

Merayakan kebangkrutan? Kita semua pasti berpendapat betapa bodohnya tindakan itu! Namun ibu dari seorang penulis bernama Leo Buscaglia melakukan hal itu. Suaminya pulang suatu petang dan dengan sedih berkata kepada keluarganya bahwa rekan bisnisnya telah membawa lari semua aset perusahaan. Kebangkrutan tak terelakkan lagi. Bukannya terpuruk dalam keputusasaan, ibu Leo malahan keluar, menggadaikan beberapa perhiasannya, dan menyiapkan makan malam yang lezat. Ketika anggota keluarga memprotesnya, ia menjawab, "Saat bersukacita adalah saat ini tatkala kita sangat membutuhkannya, bukan minggu depan."

Allah tidak menginginkan Anda menjadi seorang yang munafik dengan senyum di wajah. Namun Dia menginginkan Anda untuk mempercayai-Nya melalui semua keadaan itu termasuk tragedi! Dia menginginkan Anda untuk menerima kegagalan, sakit-penyakit, dan kehilangan sebagai kesempatan untuk bertumbuh di dalam iman dan ketaatan. Bapa surgawi kita yang bijaksana dan penuh kasih rindu agar kita menyerah pada kendali-Nya yang Mahakuasa. Hanya dengan melakukan hal itu kita mampu bersukacita dalam tragedi.